Trenggalek (Antaranews Jatim) - Sebuah jembatan penghubung antardesa di wilayah Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek Jawa Timur mengalami retak cukup parah akibat luapan banjir yang mengalir di jalur sungai setempat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Trenggalek, Joko Rusianto, Sabtu mengatakan, retakan besar terdeteksi pada tembok terusan pondasi jembatan.
"Sementara waktu jembatan yang menghubungkan Desa Jombok, ke Desa Sukokidul, dan ke Desa Gamping, Kecamatan Pule serta sebaliknya tidak bisa dilalui kendaraan roda empat," kata Joko.
Ia menyebut kerusakan jembatan sudah diketahui sejak Jumat (7/12) malam, sekitar pukul 23.00 WIB.
"Dan saat itu juga langsung dilakukan penanganan," katanya.
Berdasar data dari Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BPBD Trenggalek, guyuran hujan yang terjadi sejak Jumat (7/12} tersebut juga mengakibatkan longsor di dua desa wilayah Kecamatan Watulimo.
Akibatnya, tiga rumah di dua desa iti, yakni milik Rumiati, warga Desa Gemaharjo, serta rumah milik Imam Suhadi dan Jali warga Desa Tasikmadu rusak tertimpa material longsor.
"Untuk kedua rumah yang ada di Desa Tasikmadu kerugiannya masih kami data, sedangkan satu rumah di Desa Gemaharjo kerugiannya lebih dari Rp 25 juta," katanya.
Selain itu tanah longsor juga terjadi di wilayah Kecamatan Munjungan dan Panggul.
Untuk Kecamatan Munjungan terjadi di dua desa meliputi Desa Sobo yang mengakibatkan material longsor dari tebing setinggi empat meter dan panjang 10 meter menimpa teras rumah milik Tukiran.
Sementara di Desa?Masaran, tebing setinggi empat meter dan lebar lima meter menimpa dapur rumah milik Prapto dan Warino.
Sedangkan untuk di wilayah Kecamatan Panggul tanah longsor mengakibatkan dua rumah di Desa Pagersari milik Saiful dan Jalil juga rusak tertimpa longsor.
Longsor dilaporkan juga menutup akses jalan Panggul-Munjungan dan membuat satu buah pohon pinus diarea tersebut roboh. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Trenggalek, Joko Rusianto, Sabtu mengatakan, retakan besar terdeteksi pada tembok terusan pondasi jembatan.
"Sementara waktu jembatan yang menghubungkan Desa Jombok, ke Desa Sukokidul, dan ke Desa Gamping, Kecamatan Pule serta sebaliknya tidak bisa dilalui kendaraan roda empat," kata Joko.
Ia menyebut kerusakan jembatan sudah diketahui sejak Jumat (7/12) malam, sekitar pukul 23.00 WIB.
"Dan saat itu juga langsung dilakukan penanganan," katanya.
Berdasar data dari Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BPBD Trenggalek, guyuran hujan yang terjadi sejak Jumat (7/12} tersebut juga mengakibatkan longsor di dua desa wilayah Kecamatan Watulimo.
Akibatnya, tiga rumah di dua desa iti, yakni milik Rumiati, warga Desa Gemaharjo, serta rumah milik Imam Suhadi dan Jali warga Desa Tasikmadu rusak tertimpa material longsor.
"Untuk kedua rumah yang ada di Desa Tasikmadu kerugiannya masih kami data, sedangkan satu rumah di Desa Gemaharjo kerugiannya lebih dari Rp 25 juta," katanya.
Selain itu tanah longsor juga terjadi di wilayah Kecamatan Munjungan dan Panggul.
Untuk Kecamatan Munjungan terjadi di dua desa meliputi Desa Sobo yang mengakibatkan material longsor dari tebing setinggi empat meter dan panjang 10 meter menimpa teras rumah milik Tukiran.
Sementara di Desa?Masaran, tebing setinggi empat meter dan lebar lima meter menimpa dapur rumah milik Prapto dan Warino.
Sedangkan untuk di wilayah Kecamatan Panggul tanah longsor mengakibatkan dua rumah di Desa Pagersari milik Saiful dan Jalil juga rusak tertimpa longsor.
Longsor dilaporkan juga menutup akses jalan Panggul-Munjungan dan membuat satu buah pohon pinus diarea tersebut roboh. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018