Tulungagung (Antaranews Jatim) - Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur berencana menambah operasional pompa cadangan untuk menambah suplai air bersih bagi para pelanggan di tujuh kecamatan setempat.
Plh Direktur PDAM Tulungagung Windu Bijantara, Selasa menanggapi keluhan warga yang kesulitan mendapat air bersih akibat debit air PDAM yang menurun drastis atau bahkan terhenti total menyatakan akan terus melakukan perbaikan.
"Upaya perbaikan terus dilakukannya, dengan memanfaatkan intake cadangan yang ada di Kedungpanas," katanya.
Windu mengakui untuk kapasitas suplai air saat ini mengalami penurunan, yang sebelum terjadi longsor suplai air bisa mencapai 160 liter/detik.
Melalui intake cadangan di Kedungpanas, Windu mengatakan PDAM hanya mampu menyuplai air sebanyak 125 liter/detik, sehingga masih ada kekurangan sekitar 35 liter/detik.
"Untuk memenuhi kekurangan tersebut kita memanfaatkan sumur pompa yang ada di Plosokandang dengan dibantu genset dalam operasionalnya. Namun, dari pompa tersebut kita hanya mampu mengeluarkan 30 liter/detik, jadi masih kurang 5 liter/detik," katanya.
Masih menurut Windu, kekurangan debit air sekitar 5 liter/detik saat ini, pihaknya akan mencoba mengoperasionalkan pompa cadangan lainnya.
Dia mengakui jika saat ini air yang mengalir ke sejumlah pelanggan masih ada yang keruh, namun perlu diketahui dengan dioperasionalkan pompa tersebut, memang ada beberapa kendala.
Pertama, suplai air belum begitu lancar, dan kedua akan berdampak pada kekeruhan air.
Dan kekeruhan air ini wajar karena pemanfaat sumur dari pompa cadangan tersebut, yang tidak pernah digunakan.
"Kami akan berupaya melakukan pengurasan pipa pada pompa cadangan tersebut, bagi pelanggan yang barangkali airnya keruh silahkan untuk melaporkan kepada pihak PDAM," katanya.
Sebelumnya, suplai air sempat terhenti selama empat hari pasca terjadinya tanah longsor yang sempat memutus pipa PDAM yang melintasi Kedungbrubus hingga Kedungpanas Desa Pagerwojo, Kecamatan Pagerwojo sejak Jum?at (30/11).
Hal ini membuat lebih dari 15 ribu pelanggan PDAM di tujuh kecamatan mengalami krisis air bersih.
Seperti diungkapkan Bambang Cahyono, warga Desa Sobontoro yang mengeluhkan menurunnya debit air dari pipa PDAM saat ini hingga level terendah.
Selain alirannya kecil, kondisi air juga keruh dan tidak bisa digunakan untuk memasak.
"Untuk debit air mengalir kecil, dan airnya sangat keruh," katanya.
Menurutnya, keruhnya air tidak hanya terjadi di rumahnya saja, namun juga terhadap tetangga Bambang yang berlangganan air dari PDAM.
"Di rumah saya juga keruh airnya," ujar Aris, warga perumahan di Desa Sobontoro, tetangga Bambang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Plh Direktur PDAM Tulungagung Windu Bijantara, Selasa menanggapi keluhan warga yang kesulitan mendapat air bersih akibat debit air PDAM yang menurun drastis atau bahkan terhenti total menyatakan akan terus melakukan perbaikan.
"Upaya perbaikan terus dilakukannya, dengan memanfaatkan intake cadangan yang ada di Kedungpanas," katanya.
Windu mengakui untuk kapasitas suplai air saat ini mengalami penurunan, yang sebelum terjadi longsor suplai air bisa mencapai 160 liter/detik.
Melalui intake cadangan di Kedungpanas, Windu mengatakan PDAM hanya mampu menyuplai air sebanyak 125 liter/detik, sehingga masih ada kekurangan sekitar 35 liter/detik.
"Untuk memenuhi kekurangan tersebut kita memanfaatkan sumur pompa yang ada di Plosokandang dengan dibantu genset dalam operasionalnya. Namun, dari pompa tersebut kita hanya mampu mengeluarkan 30 liter/detik, jadi masih kurang 5 liter/detik," katanya.
Masih menurut Windu, kekurangan debit air sekitar 5 liter/detik saat ini, pihaknya akan mencoba mengoperasionalkan pompa cadangan lainnya.
Dia mengakui jika saat ini air yang mengalir ke sejumlah pelanggan masih ada yang keruh, namun perlu diketahui dengan dioperasionalkan pompa tersebut, memang ada beberapa kendala.
Pertama, suplai air belum begitu lancar, dan kedua akan berdampak pada kekeruhan air.
Dan kekeruhan air ini wajar karena pemanfaat sumur dari pompa cadangan tersebut, yang tidak pernah digunakan.
"Kami akan berupaya melakukan pengurasan pipa pada pompa cadangan tersebut, bagi pelanggan yang barangkali airnya keruh silahkan untuk melaporkan kepada pihak PDAM," katanya.
Sebelumnya, suplai air sempat terhenti selama empat hari pasca terjadinya tanah longsor yang sempat memutus pipa PDAM yang melintasi Kedungbrubus hingga Kedungpanas Desa Pagerwojo, Kecamatan Pagerwojo sejak Jum?at (30/11).
Hal ini membuat lebih dari 15 ribu pelanggan PDAM di tujuh kecamatan mengalami krisis air bersih.
Seperti diungkapkan Bambang Cahyono, warga Desa Sobontoro yang mengeluhkan menurunnya debit air dari pipa PDAM saat ini hingga level terendah.
Selain alirannya kecil, kondisi air juga keruh dan tidak bisa digunakan untuk memasak.
"Untuk debit air mengalir kecil, dan airnya sangat keruh," katanya.
Menurutnya, keruhnya air tidak hanya terjadi di rumahnya saja, namun juga terhadap tetangga Bambang yang berlangganan air dari PDAM.
"Di rumah saya juga keruh airnya," ujar Aris, warga perumahan di Desa Sobontoro, tetangga Bambang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018