Jember (Antaranews Jatim) - Rektor Universitas Jember Moh Hasan menyatakan komitmennya untuk mewujudkan kampus atau perguruan tinggi negeri yang ramah bagi penyandang disabilitas dengan menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang mudah diakses bagi mahasiswa yang berkebutuhan khusus.
     
"Membangun institusi dan lingkungan yang ramah disabilitas adalah kebutuhan, sekaligus kewajiban kita bersama," kata Moh Hasan saat memberikan sambutan dalam kegiatan acara seminar nasional pendidikan inklusif dengan tema "Bersama Merayakan Keberagaman" di gedung Soetardjo Unej, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa.
     
Seminar nasional yang digelar oleh Pusat Layanan Counseling dan Difabilitas di Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Unej itu menghadirkan sejumlah narasumber yakni  Kasubdit Pembelajaran Khusus Kemenristekdikti Dr Uwes Anis Chairuman, Peneliti dan Dosen PLB UNY Nur Azizah, dan PSLD Universitas Brawijaya Alies Poetri Lintangsari.
     
"Sesuai dengan Permenristekdikti No. 46 tahun 2017 menyebutkan perguruan tinggi berkewajiban menyediakan sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa penyandang disabilitas," tuturnya.
     
Untuk gedung lama, lanjut dia, terutama pada bagian tangga dan toilet sudah dimodifikasi agar bisa diakses oleh semua seperti tangga sudah ada bagian miring yang bisa diakses oleh pengguna kursi roda, sedangkan untuk semua gedung yang masih dalam proses pembangunan sudah desain agar betul-betul ramah bagi penyandang disabilitas.
     
"Dekan yang memiliki mahasiswa berkebutuhan khusus di fakultasnya, agar memberikan kemudahan bagi para mahasiswa penyandang disabilitas dalam mendapatkan layanan pendidikan khususnya proses perkuliahan," katanya.
     
Ketua LP3M Unej Akhmad Taufiq mengatakan untuk mewujudkan kampus yang inklusi dapat diterapkan dalam bentuk program penyediaan pendamping khusus untuk membantu mahasiswa berkebutuhan khusus saat proses pembelajaran di kelas, sehingga diharapkan segala hak-hak mahasiswa difabel bisa terpenuhi karena saat ini ada sekitar delapan mahasiswa Unej yang memiliki kebutuhan khusus. 
   
 "Kami membentuk Pusat Layanan Counseling dan Difabilitas untuk menangani segala persoalan yang dihadapi mahasiswa difabel, sehingga ada dua program yang diprioritaskan yakni penyediaan fasilitas fisik yang dapat diakses penyandang disabilitas dan pengembangan kurikulum-pembelajaran yang berbasis difabel," katanya.
   
 Ia berharap dengan segala upaya yang sudah dilakukan oleh LP3M bisa mewujudkan Unej sebagai kampus ramah difabel, sehingga pihaknya juga terus kampanyekan terkait inklusivitas baik di internal maupun masyarakat luas karena penyandang disabilitas juga memiliki hak yang sama dan wajib diperhatikan," ujarnya.
     
Salah satu mahasiswa penyandang disabilitas dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Wifiano Risky Tantowi mengaku senang dengan fasilitas di fakultasnya memberikan kemudahan bagi dirinya dan mahasiswa penyandang disabilitas lainnya karena untuk menuju ruang kuliah tidak perlu lagi dibantu oleh teman-temannya dengan mengangkat kursi rodanya.
     
"Kami berharap seluruh fakultas yang ada di Universitas Jember terus berbenah agar ramah bagi penyandang disabilitas, sehingga Kampus Tegalboto Unej dapat menjadi kampus percontohan yang ramah bagi disabilitas," katanya.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018