Surabaya (Antaranews Jatim) - Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya membubarkan Aliansi Mahasiswa Papua dengan memulangkan ratusan orang yang tergabung di dalamnya ke daerah asal masing-masing.

"Alhamdulillah, proses pemulangannya malam ini berlangsung dengan lancar," ujar Kepala Polrestabes Surabaya Kombes Rudi Setiawan kepada wartawan di Surabaya, Jawa Timur, Minggu malam.

Dia mengatakan, ratusan orang yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Papua itu seluruhnya diamankan dari sebuah rumah yang dikenal sebagai mess mahasiswa asal Papua di Jalan Kalasan Surabaya, pada sekitar pukul 01.00 WIB, Minggu dini hari.

Sehari sebelumnya, Sabtu (1/12) pagi, mereka menggelar aksi di kawasan Bambu Runcing Surabaya.

Menurut Rudi, aksi mereka berpotensi membuat rusuh Kota Surabaya, karena diduga bermuatan makar. "Terbukti ada massa dari ormas lain yang datang untuk menghalau aksi mereka," katanya.

Dia menyebut total anggota Aliansi Mahasiswa Papua yang diamankan berjumlah 233 orang. Satu per satu dari mereka diinterogasi di Markas Polrestabes Surabaya.

"Ratusan orang asal Papua itu datang dari berbagai daerah. Setelah menjalani pemeriksaan di Polrestabes Surabaya, malam ini kami antarkan mereka ke mess di Jalan Kalasan Surabaya untuk mengambil barang-barangnya, kemudian dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing," katanya pula.

Pemulangan mereka menggunakan tiga bus yang disediakan Polrestabes Surabaya bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surabaya.

Satu bus berisi 50 orang menuju Kota Malang. Sedangkan dua bus, masing-masing berisi 57 dan 33 orang menuju Terminal Purabaya, Bungurasih, Sidoarjo, dengan pengawalan ketat aparat.

Selain itu, sebanyak 83 orang lainnya pulang sendiri-sendiri saling berboncengan mengendarai sepeda motor.

Rudi menjelaskan, rombongan dua bus yang menuju ke Bungurasih berisi mahasiswa asal Papua yang beraktivitas di berbagai daerah. "Sehingga sesampainya di Bungurasih, masing-masing nanti diarahkan ke bus yang menuju ke daerahnya," ujarnya.

Sedangkan 83 orang yang pulang mengendarai sepeda motor berboncengan, menurut Rudi, rumahnya memang tak jauh dari mess Jalan Kalasan Surabaya. "Mereka tinggalnya di wilayah Kota Surabaya dan sekitarnya," tambahnya.

Rudi menegaskan, pemulangan mereka bukan soal melarang kebebasan berserikat, berkumpul atau mengemukakan pendapat di muka umum, melainkan perkumpulan ini dirasakan mengancam ketertiban dan keamanan Kota Surabaya.

"Kami tidak ada kompromi. Mereka tidak boleh berkumpul lagi," ujarnya lagi. (*)

Video Oleh Hanif Nashrullah
 

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018