Trenggalek (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur memberlakukan tindakan tanggap darurat bencana, salah satunya dengan membuka dapur umum di beberapa titik daerah terdampak banjir dan tanah longsor guna membantu pemenuhan makan masyarakat terdampak bencana.

"Sementara ini yang kami lakukan penanganan jangka pendek, selanjutnya akan dilakukan penanganan jangka menengah untuk mengatasi bencana ini, seperti pembangunan parapet di Sungai Ngasinan," kata Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak di Trenggalek, Jumat.

Sampai berita ini diturunkan, upaya mitigasi kebencanaan masih terus dilakukan tim gabungan tanggap darurat bencana Kabupaten Trenggalek.

Tidak hanya dari unsur BPBD, jaringan relawan dari TNI/Polri, Basarnas, TRC, Tagana hingga relawan warga ikut bergabung memberikan bantuan tenaga maupun pasokan makanan.

Kendati tidak ada korban jiwa, kerugian yang ditimbulkan ditaksir cukup besar. Hal itu disebabkan area terdampak banjir dan longsor tersebar sporadis di delapan kecamatan setempat.

Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek mencatat wilayah yang terdampak bencana seperti tanah longsor di Kecamatan Bendungan yang mengakibatkan tertutupnya jalur kabupaten menghubungkan Kecamatan Bendungan dengan Pagerwojo di kilometer dua, serta menghantam dua rumah di wilayah Desa Sumurup dan Botoputih.

Di Kecamatan Pogalan juga terjadi pohon tumbang di wilayah Desa Ngulankulon, serta banjir di RT 03/RW 02, RT01/ RW 01 Desa Ngadirenggo dengan ketinggian antara 20-40 centimeter.

Di Kecamatan Durenan dilaporkan pula terjadi pohon tumbang di Desa Kamulan.

Sedangkan di Kecamatan Trenggalek juga terjadi pohon tumbang di area jalan Brigjend Sutran, juga banjir luapan di Kelurahan Tamanan, Kelurahan Kelutan dan Desa Ngares.

Kecamatan Watulimo dilaporkan terjadi tanah longsor di Desa Gemaharjo, Ngembel, Watuagung, dan Dukuh.

Kecamatan Gandusari terjadi banjir di Desa Sukarejo dan Karanganyar yang merendam sekitar 230 rumah.

Kecamatan Kampak terjadi tanah longsor yang menghantam enam rumah di Desa Timahan dan satu rumah di Desa Ngadimulyo.

Terakhir, di Kecamatan Dongko juga terjadi tanah longsor di Desa Siki yang menghantam satu rumah.

"Memang hujan sangat deras semalam (Kamis, 29/11),makanya kami terus melakukan pemantauan," kata Emil Dardak.

Dia melanjutkan, pemerintah kabupaten langsung mengerahkan petugas menuju lokasi bencana, khususnya banjir untuk mengetahui kondisi terkini. Hal itu dilakukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam penanganannya.

"Makanya kami meninjau lokasi guna melakukan penanganan, seperti di wilayah Desa Ngares yang terkena banjir, perlu adanya pasokan air bersih dan penyemprotan air di jalan," katanya.

Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek Djoko Rusianto menyatakan, personelnya siaga 24 jam untuk mengantisipasi terjadinya bencana susulan.

Sehingga ketika ada informasi terjadinya bencana, seperti pohon tumbang, Tim Reaksi Cepat (TRC) segera langsung meluncur ke lokasi untuk melakukan penanganan.

Selain itu, juga terus dilakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk tindakan kegawatdaruratan ketika terjadi bencana.

"Dalam bencana yang terjadi kemarin tidak ada korban jiwa, sedangkan untuk kerugian materialnya masih dalam pendataan," imbuhnya. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018