Surabaya (Antaranews Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan pihaknya masih mendalami penyebab 10 anak menghirup aroma lem di dekat Balai RT 03 RW 02 Jalan Kutisari Selatan I, Kelurahan Kutisari, Tenggilis, Kota Surabaya, Jatim beberapa hari lalu.
     
"Saya harus mengetahui secara jelas akar permasalahan anak-anak ngelem (menghirup aroma lem)," ujar Wali Kota Risma usai menghadiri acara pelatihan fundamental for urbanization oleh Kementerian PUPR di Hotel Majapahit Surabaya, Selasa.
     
Petugas Polsekta Tenggils sebelumnya pada saat patroli sempat mengamankan sekitar 10 anak berumur 10-18 tahun yang mabuk akibat menghirup aroma lem, dua di antaranya perempuan beberapa hari lalu. 
     
Menurut Risma, anak-anak tersebut saat ini masih dalam pemeriksaan dan pendampingan psikologi oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) serta Dinas Pendidikan Surabaya.
     
Risma menduga salah satu perilaku menghirup aroma lem yang dilakukan anak-anak didapatkan dari video yang beredar di internet. Hal ini, kata dia, menguji mental mereka agar dibilang pemberani. 
     
"Anak seusia begitu senang dipuji dan butuh pengakuan," katanya.
     
Untuk mencegah kejadian tersebut, Risma membangun taman supaya anak-anak melakukan berbagai macam kegiatan yang positif sesuai dengan kemampuan mereka. 
     
"Biar mereka bermain di taman ketimbang melakukan kegiatan yang bakal menghanyutkan mereka ke arah negatif," katanya.
     
Ia juga mengimbau kepada para orang tua agar lebih peka dan terbuka kepada anak-anaknya terkait aktivitas menghirup aroma lem yang berakibat mabuk dan berbahaya bagi kesehatan. 
     
"Jadi tolong para orang tua menyadari betul hal itu. Jangan sampai tidak tahu," katanya.
     
Kasus kenakalan remaja, kata Risma, pernah dialami beberapa pelajar SMP di Surabaya dengan cara menyayat-nyayat tangan. Setelah diajak berkomunikasi, ternyata anak-anak tersebut mengalami permasalahan. 
     
"Akhirnya, kami panggil satu per satu orang tuanya lalu kami pertemukan dengan anaknya sampai selesai permasalahanya," kata wali kota perempuan pertama di Surabaya ini. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018