Surabaya (Antaranews Jatim) - Pengamat satwa Singky Soewadji menyoroti adanya rencana Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya yang akan membuat wahana baru "Night Zoo" atau berkeliling kebun binatang di malam hari pada 2019 karena tidak baik dari sisi  konservasi.
     
"Rencana 'Night Zoo' di Kebun Binatang Surabaya (KBS) menunjukkan bahwa Direksi PDTS (Perusahaan Daerah Taman Satwa) KBS tidak mengerti tentang dunia konservasi," kata Singky Soewadji di Surabaya, Senin.
     
Pernyataan Singky tersebut menindaklanjuti rencana Direktur Utama PDTS KBS, Chairul Anwar yang akan melakukan inovasi KBS salah satunya konsep "Night Zoo" yang akan direalisasikan pada 2019.  
     
Konsep "Night Zoo" yang digagas Chairul Anwar tersebut dimaksudkan untuk memberikan suasana baru bagi para pengunjung seperti layaknya layaknya berada di hutan Afrika. KBS tidak hanya dibuat gelap, namun pihak pengelola akan mempersiapkan sentuhan permainan cahaya dan musik.
     
"Sebaiknya angan-angan itu dibatalkan dan lebih baik fokus perbaikan managemen satwa," kata Singky.
     
Selain itu, Singky juga mempertanyakan waktu istirahat bagi satwa jika sampai siang dan malam tetap diperagakan.  "Night Zoo itu harus berada di space terpisah dan satwa yang beda dengan satwa yang sudah diperagakan pada siang harinya," katanya.
     
Tidak hanya itu, Singky juga mengatakan jika masih banyak persoalan di KBS, di antaranya terkait gugatan di Perusahaan Tata Usaha Negara (PTUN) dan dana hasil pengelolaan Tim Pengelolah Sementara (TPS) KBS sebelum akhirnya dikelola oleh PDTS KBS yang perlu diaudit.
     
"Selanjutnya dana tersebut setelah diaudit bisa masuk ke Kas PDTS KBS, karena dana tersebut sejatinya milik KBS," katanya.
     
Singky juga menyarankan agar Direksi PDTS KBS lebih baik fokus memikirkan Harimau Sumatera KBS yang belum bisa dikawinkan hingga bisa punya keturunan, dan koleksi Singa yang lumpuh juga tidak bisa mempunyai keturunan.
     
"Belum lagi satwa single yang tidak miliki pasangan serta satwa yang over populasi seperti komodo, jalak Bali, babi rusa dan bekantan," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018