Surabaya (Antaranews Jatim) - Ketua DPRD Kota Surabaya Armuji menyatakan semua pihak tidak perlu saling menyalahkan atas insiden drama kolosal "Surabaya Membara" yang digelar di Viaduk Jalan Pahlawan, Jumat (9/11), yang memakan korban tiga orang meninggal dan belasan orang luka-luka.
"Kami sangat prihatin atas kejadian yang tidak di sengaja kemarin malam. Tentunya ini menjadi pembelajaran agar tidak terjadi lagi di kemudian hari," kata Armuji kepada Antara di Surabaya, Sabtu.
Menurut dia, dalam hal ini, baik Pemerintah Provinsi Jatim maupun Pemerintah Kota Surabaya tidak perlu saling menyalahkan karena kejadian itu tidak disengaja. "Namanya juga musibah, jadi tidak diperkirahkan sebelumnya," ujarnya.
Adapun yang perlu dilakukan pemerintah, lanjut dia, adalah membantu keluarga korban yang juga warga Surabaya. Untuk itu, lanjut dia, Pemkot Surabaya harus menanggung semua biaya penanganan korban selama di rumah sakit.
Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga perlu memberikan santunan kepada keluarga korban meninggal maupun yang mengalami luka-luka. "Apalagi ini hari ini memperingati Hari Pahlawan," katanya.
Saat ditanya apakah pihak Pemprov Jatim harus ikut menannggung biaya penanganan korban selama di rumah sakit?, Armuji menilai tidak perlu karena itu cukup bisa diatasi Pemkot Surabaya.
"Saya pemkot cukup. Tapi kalau pemprov mau membantu memberikan santunan ya mala lebih bagus," katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Linmas Kota Surabaya Eddy Christijanto sebelumnya mengatakan acara "Surabaya Membara" bukan kegiatan dari Pemkot Surabaya.
"Tidak ada permintaan pengamanan dan kesehatan dari Pemkot Surabaya. Dari kami tidak ikut terlibat," katanya.
Meski demikian, lanjut dia, Pemkot Surabaya ikut membantu evakuasi para korban yang terluka untuk dibawa ke rumah sakit ke RSUD Shoewandhi dan melakukan pendataan para korban meninggal dan terluka agar bisa dihubungkan dengan pihak keluarga.
Menurut dia, kejadian tersebut berawal dari penonton yang melihat Surabaya Membara dari atas viaduk yang berdekatan dengan rek kereta api. Namun, lanjut dia, pada saat kereta api melewati viaduk tersebut belasan terjatuh dari atas viaduk.
Data sementara yang dihimpun atas kejadian tersebut yakni tiga orang meninggal, 12 orang dirawat ke RSUD Soewandhie, empat dirawat di RSUD Soetomo dan tiga orang dirawat ke RS PHC. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Kami sangat prihatin atas kejadian yang tidak di sengaja kemarin malam. Tentunya ini menjadi pembelajaran agar tidak terjadi lagi di kemudian hari," kata Armuji kepada Antara di Surabaya, Sabtu.
Menurut dia, dalam hal ini, baik Pemerintah Provinsi Jatim maupun Pemerintah Kota Surabaya tidak perlu saling menyalahkan karena kejadian itu tidak disengaja. "Namanya juga musibah, jadi tidak diperkirahkan sebelumnya," ujarnya.
Adapun yang perlu dilakukan pemerintah, lanjut dia, adalah membantu keluarga korban yang juga warga Surabaya. Untuk itu, lanjut dia, Pemkot Surabaya harus menanggung semua biaya penanganan korban selama di rumah sakit.
Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga perlu memberikan santunan kepada keluarga korban meninggal maupun yang mengalami luka-luka. "Apalagi ini hari ini memperingati Hari Pahlawan," katanya.
Saat ditanya apakah pihak Pemprov Jatim harus ikut menannggung biaya penanganan korban selama di rumah sakit?, Armuji menilai tidak perlu karena itu cukup bisa diatasi Pemkot Surabaya.
"Saya pemkot cukup. Tapi kalau pemprov mau membantu memberikan santunan ya mala lebih bagus," katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Linmas Kota Surabaya Eddy Christijanto sebelumnya mengatakan acara "Surabaya Membara" bukan kegiatan dari Pemkot Surabaya.
"Tidak ada permintaan pengamanan dan kesehatan dari Pemkot Surabaya. Dari kami tidak ikut terlibat," katanya.
Meski demikian, lanjut dia, Pemkot Surabaya ikut membantu evakuasi para korban yang terluka untuk dibawa ke rumah sakit ke RSUD Shoewandhi dan melakukan pendataan para korban meninggal dan terluka agar bisa dihubungkan dengan pihak keluarga.
Menurut dia, kejadian tersebut berawal dari penonton yang melihat Surabaya Membara dari atas viaduk yang berdekatan dengan rek kereta api. Namun, lanjut dia, pada saat kereta api melewati viaduk tersebut belasan terjatuh dari atas viaduk.
Data sementara yang dihimpun atas kejadian tersebut yakni tiga orang meninggal, 12 orang dirawat ke RSUD Soewandhie, empat dirawat di RSUD Soetomo dan tiga orang dirawat ke RS PHC. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018