Probolinggo (Antaranews Jatim) - Kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kota Probolinggo, Jawa Timur, pada tahun 2018 jumlahnya mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.
 
"Tahun lalu sebanyak 117 penderita DBD dan satu di antaranya meninggal dunia, sedangkan tahun ini (Januari hingga Oktober 2018) menurun menjadi 28 penderita dengan satu orang meninggal dunia," kata Kepala Dinas Kesehatan Probolinggo drg Ninik Ira Wibawati saat apel Gerakan Aktif Berantas Sarang Nyamuk (Gerak Bersama) dan Kerja Bakti Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Kecamatan Kademangan, Jumat.
     
Kegiatan apel yang melibatkan organisasi perangkat daerah (OPD), camat, lurah, puskesmas, dan perwakilan kader juru pemantau jentik (jumantik) tersebut dilaksanakan di Kota Probolinggo, seiring mulai masuknya musim hujan.
     
"Penurunan jumlah kasus DBD karena peran jumantik yang sangat aktif, penyuluhan intensif melalui berbagai kegiatan, serta gerakan berantas sarang nyamuk dilakukan serentak oleh masyarakat setiap tahunnya dan gerakan satu rumah satu jumantik sangat efektif," katanya.
     
Kegiatan apel yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Kota Probolinggo itu sebagai upaya menekan angka penderita DBD dan untuk memberikan pembelajaran kepada masyarakat tentang bahaya penyakit tersebut.
     
"Selain itu, upaya lain yang dilakukan adalah penyuluhan dan pergerakan PSN, pemberian abate secara selektif melalui kegiatan pemeriksaan jentik oleh kader jumantik setiap bulan, memasyarakatkan program satu rumah satu jumantik dan fogging (pengasapan) sebagai solusi terakhir penanggulangan penyakit DBD," ujarnya.
     
Ia mengatakan, upaya tersebut belum dapat memutuskan rantai penularan DBD di masyarakat, sehingga masyarakat juga harus bersama-sama menjaga kondisi lingkungan dengan melaksanakan 3M plus, yakni menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti kaleng, ban bekas, plastik dan sebagainya.
     
Kemudian plus adalah tindakan memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk melalui kegiatan membunuh jentik nyamuk DBD di tempat yang sulit dikuras atau sulit air dengan menaburkan bubuk larvasida 2-3 bulan sekali dan memelihara ikan pemakan jentik (ikan cupang).
     
Selain itu, mengusir nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk semprot/bakar, mencegah gigitan nyamuk dengan memakai obat nyamuk gosok, memasang kawat kassa pada jendela/ventilasi/kelambu di tempat tidur, dan tidak membiasakan menggantung pakaian di dalam kamar. 
     
Sementara itu, Wali Kota Probolinggo Rukmini mengatakan, DBD adalah penyakit menular berbahaya yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan dapat menyebabkan kematian. 
     
Menurut ia, jumlah kasus DBD maupun luas daerah penyebarannya di Kota Probolinggo dapat semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. 
     
"Dengan gerak bersama PSN DBD yang didukung Pemkot Probolinggo serta peran seluruh masyarakat, maka pada tahun ini bisa menekan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit DBD. Alhamdulillah terdapat penurunan, dari 117 penderita di tahun 2017 menjadi 28 penderita tahun ini," katanya.
     
Ia berharap seluruh masyarakat Kota Probolinggo memasyarakatkan gerakan satu rumah satu jumantik yang artinya pada setiap rumah harus ada satu orang anggota keluarga yang secara rutin memantau tempat penampungan air dan menguras minimal seminggu sekali.
     
"Bisa suami, istri, anak, atau pembantunya. Langkah ini agar jentik tidak sampai tumbuh dan berkembangbiak menjadi nyamuk dewasa yang menjadi penyebab DBD, sehingga dengan melaksanakan kegiatan ini secara berkesinambungan dapat menekan angka kesakitan akibat penyakit DBD," katanya.
     
Ia menjelaskan, Pemkot Probolinggo akan melakukan kerja bakti PSN DBD serentak di seluruh wilayah Kota Probolinggo guna menurunkan jumlah populasi nyamuk tular DBD untuk memutus rantai perkembangbiakan jentik nyamuk sehingga populasi nyamuk dewasa semakin menurun.
     
"Saya berpesan gerakan PSN juga gerakan perubahan mental dan merubah pola pikir. Kader jumantik harus sungguhan bukan sekedar ikut-ikutan saja, sehingga mari diawali dari para kader, pejabat Pemkot Probolinggo, TNI, Polri dan DPRD kita bergerak bersama dalam rangka mengurangi kesakitan dan meninggalnya warga karena gigitan nyamuk," katanya.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018