Surabaya (Antaranews Jatim) - Pemerintah Provinsi dan Bukalapak selaku salah satu pasar daring atau "online marketplace" sepakat memasarkan produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) asal Jawa Timur melalui perdagangan elektronik.

"Kerja sama ini bagian dari usaha agar potensi tersebut semakin dikenal luas dan mampu bertarung di pasar luar negeri," ujar Gubernur Jatim Soekarwo usai bertemu dan menandatangani kerja sama dengan CEO Bukalapak M. Fajrin Rasyid di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Senin.

Berdasarkan sensus ekonomi pada tahun 2016, jumlah UMKM di Jatim mencapai 12,1 juta yang terbagi dua sektor, yakni industri maupun jasa, dan dari jumlah itu tersebar pada sektor pertanian sebanyak 7,5 juta serta 4,6 juta di sektor non-pertanian. 

Pakde Karwo, sapaan akrabnya mengatakan bahwa dengan menggandeng Bukalapak merupakan impian untuk memenangkan pertarungan dalam industri dan perdagangan agar menjadi lebih efektif dan efisien sehingga mampu menjadi pemenang dalam pertarungan pasar ASEAN.

"Bisnis adalah perang. Mereka yang mampu menawarkan produk lebih cepat dan murah serta lebih baik produknya maka itulah yang bisa dikatakan sebagai pemenang," ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.

Selain itu, pada November ini Pemprov Jatim bersama negara lain seperti Tiongkok, Vietnam, India dan seluruh negara di Asia Tenggara hingga beberapa negara wilayah Timur Tengah pada "ASEAN Competitivenes Lie Kuan Yeuw Intitute"  menyusun cara terkait produk atau barang apa yang dipasarkan.

"Nantinya setelah diketemukan beragam produk yang jadi populer di pasar akan dirating, kemudian tinggal masuk di sistem seperti Bukalapak ini sehingga ditemukan produk unggulan Indonesia," katanya.

Sementara itu, CEO Bukalapak M. Fajrin Rasyid mengakui pihaknya sangat intens melakukan kerja sama dengan Provinsi Jatim memasarkan produk lokal.

Menurut dia, permasalahan saat ini adalah jumlah UMKM di Jatim banyak yang belum tersentuh oleh teknologi daring, padahal potensinya cukup besar.

Dari 12,1 juta UMKM di Jatim yang telah masuk di perdagangan elektronik miliknya, kata dia, baru sekitar 3 persen atau 400 ribu produk sehingga UKM maupun IKM yang sudah masuk data oleh Disperindag Jatim, kemudian akan disambungkan dengan komunitas maupun tim penggerak agar lebih maju menjadi pelapak.

"Visi kami bekerja sama dengan Pemprov Jatim yakni memberikan ruang sebanyak banyaknya kepada UMKM untuk dapat bergabung mempromosikan produk lokalnya," katanya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018