Banyuwangi (Antaranews Jatim) - Kementerian Luar Negeri akan membantu mempromosikan potensi wisata Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, ke Belgia serta sejumlah negara di Eropa.
"Kami banyak mendengar tentang pariwisata Banyuwangi dengan aneka festivalnya. Saya melihat hal ini sebagai potensi yang layak untuk ditawarkan di Belgia pada khususnya, dan Eropa pada umumnya," ujar Atase Perdagangan KBRI Brussels Meri Astrid Indriasari usai bertemu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Minggu.
Pejabat Kementerian Luar Negeri melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Brussels, Belgia, telah mendatangi Banyuwangi untuk membicarakan upaya pemasaran wisata tersebut.
Astrid mengatakan, Banyuwangi yang mengedepankan nilai-nilai lokalitas budaya dan keindahan panorama alamnya bakal menjadi daya tarik bagi wisatawan Eropa.
"Wisman dari Eropa menyukai seni budaya dan keindahan alam. Banyuwangi menyajikan semua itu, termasuk ada pesona agrowisatanya," kata Atase Pertanian KBRI Brussels Wahidah Maghriby, menambahkan.
Menurut ia, setidaknya ada dua hal yang dibidik KBRI Brussels terkait potensi wisata Banyuwangi untuk dipasarkan di Eropa, yaitu Tari Gandrung dan Kawah Ijen.
"Brussels menjadi tempat pemasaran yang strategis. Kota ini menjadi pusat Uni Eropa sehingga menjadi jujukan negara-negara di Eropa. Ditunjang pula produk domestik bruto Belgia yang kini sangat tinggi, ekonomi warganya sangat baik sehingga sangat prospek untuk dibidik," katanya.
Dia mengatakan, KBRI Brussels menjalin sinergi yang erat dengan pengelola Pairi Daiza, sebuah objek wisata unggulan di Belgia yang setiap tahun dikunjungi sedikitnya 1.000.000 orang. Selain itu, di Belgia juga rutin digelar Festival d'Indonesia. Banyuwangi menjadi bidikan objek untuk dipromosikan di negara itu.
KBRI Brussels juga memiliki House of Indonesia, etalase permanen produk-produk Indonesia, termasuk nantinya produk unggulan Banyuwangi, seperti cokelat, kopi, pertanian organik, dan perikanan.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut gembira upaya pemasaran pariwisata daerahnya ke Eropa. Sebelumnya, dengan difasilitasi Kemenlu dan Kementerian Pariwisata, Banyuwangi juga dipromosikan ke Amerika Serikat, Inggris, sampai Rusia saat Piala Dunia 2018 berlangsung.
"Eropa memang pasar yang bagus. Selama ini, dari sekitar 100.000 wisatawan asing yang ke Banyuwangi, lebih dari separuhnya ke Kawah Ijen, dan itu didominasi turis Eropa, terutama Prancis," ujar Anas.
Berdasarkan data BPS, katanya, pada 2017, turis Eropa yang melancong ke Indonesia mencapai sekitar 1,75 juta. "Kami ingin dapat 5 persennya saja atau sekitar 87.000 turis. Dan promosi ke Belgia ini menjadi salah satu jalan. Terima kasih atas dukungan Kemenlu yang sangat luar biasa dalam mendorong daerah untuk go global," ujar Anas.
Wisatawan Eropa, lanjut Anas, punya keunggulan tersendiri. Berdasarkan riset Kemenpar, rata-rata turis Eropa mengeluarkan uang mencapai 1.538 Dolar AS (sekitar Rp23 juta) per wisatawan per kunjungan, melampaui wisatawan Tiongkok yang hanya 1.019 Dolar AS (sekitar Rp15 juta) per wisatawan per kunjungan.
"Belanja turis Eropa cuma kalah dari turis Timur Tengah. Dengan belanja yang besar, efek ekonominya ke daerah juga besar," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Kami banyak mendengar tentang pariwisata Banyuwangi dengan aneka festivalnya. Saya melihat hal ini sebagai potensi yang layak untuk ditawarkan di Belgia pada khususnya, dan Eropa pada umumnya," ujar Atase Perdagangan KBRI Brussels Meri Astrid Indriasari usai bertemu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Minggu.
Pejabat Kementerian Luar Negeri melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Brussels, Belgia, telah mendatangi Banyuwangi untuk membicarakan upaya pemasaran wisata tersebut.
Astrid mengatakan, Banyuwangi yang mengedepankan nilai-nilai lokalitas budaya dan keindahan panorama alamnya bakal menjadi daya tarik bagi wisatawan Eropa.
"Wisman dari Eropa menyukai seni budaya dan keindahan alam. Banyuwangi menyajikan semua itu, termasuk ada pesona agrowisatanya," kata Atase Pertanian KBRI Brussels Wahidah Maghriby, menambahkan.
Menurut ia, setidaknya ada dua hal yang dibidik KBRI Brussels terkait potensi wisata Banyuwangi untuk dipasarkan di Eropa, yaitu Tari Gandrung dan Kawah Ijen.
"Brussels menjadi tempat pemasaran yang strategis. Kota ini menjadi pusat Uni Eropa sehingga menjadi jujukan negara-negara di Eropa. Ditunjang pula produk domestik bruto Belgia yang kini sangat tinggi, ekonomi warganya sangat baik sehingga sangat prospek untuk dibidik," katanya.
Dia mengatakan, KBRI Brussels menjalin sinergi yang erat dengan pengelola Pairi Daiza, sebuah objek wisata unggulan di Belgia yang setiap tahun dikunjungi sedikitnya 1.000.000 orang. Selain itu, di Belgia juga rutin digelar Festival d'Indonesia. Banyuwangi menjadi bidikan objek untuk dipromosikan di negara itu.
KBRI Brussels juga memiliki House of Indonesia, etalase permanen produk-produk Indonesia, termasuk nantinya produk unggulan Banyuwangi, seperti cokelat, kopi, pertanian organik, dan perikanan.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut gembira upaya pemasaran pariwisata daerahnya ke Eropa. Sebelumnya, dengan difasilitasi Kemenlu dan Kementerian Pariwisata, Banyuwangi juga dipromosikan ke Amerika Serikat, Inggris, sampai Rusia saat Piala Dunia 2018 berlangsung.
"Eropa memang pasar yang bagus. Selama ini, dari sekitar 100.000 wisatawan asing yang ke Banyuwangi, lebih dari separuhnya ke Kawah Ijen, dan itu didominasi turis Eropa, terutama Prancis," ujar Anas.
Berdasarkan data BPS, katanya, pada 2017, turis Eropa yang melancong ke Indonesia mencapai sekitar 1,75 juta. "Kami ingin dapat 5 persennya saja atau sekitar 87.000 turis. Dan promosi ke Belgia ini menjadi salah satu jalan. Terima kasih atas dukungan Kemenlu yang sangat luar biasa dalam mendorong daerah untuk go global," ujar Anas.
Wisatawan Eropa, lanjut Anas, punya keunggulan tersendiri. Berdasarkan riset Kemenpar, rata-rata turis Eropa mengeluarkan uang mencapai 1.538 Dolar AS (sekitar Rp23 juta) per wisatawan per kunjungan, melampaui wisatawan Tiongkok yang hanya 1.019 Dolar AS (sekitar Rp15 juta) per wisatawan per kunjungan.
"Belanja turis Eropa cuma kalah dari turis Timur Tengah. Dengan belanja yang besar, efek ekonominya ke daerah juga besar," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018