Malang (Antaranews Jatim) - Warga Kota Malang di Kampung Baran Temboro RT 6 RW 3, Kelurahan Cemorokandang, Kecamatan Kedungkandang Kota Malang, mengeluhkan sulitnya akses air bersih khususnya pada saat musim kemarau seperti yang terjadi saat ini.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Komisi A Kota Malang Achmad Subandiri mengatakan, akses air minum yang dimiliki warga Kampung Baran Temboro tersebut bukan dari sambungan pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM, melainkan bersumber dari Himpunan Pengusaha Air Minum (Hipam).

"Masyarakat mengeluh, terkadang air tidak ada. Akses air dari Hipam, bukan PDAM. Pemerintah harus berperan dalam hal ini," kata Achmad yang merupakan politisi dari Fraksi Partai Persatuan pembangunan (PPP) tersebut, saat berada di salah satu rumah warga di Kampung Baran Temboro, Kota Malang, Selasa.

Achmad menjelaskan, warga di Kampung Baran Temboro, Kelurahan Cemorokandang, Kecamatan Kedungkandang tersebut sangat membutuhkan air bersih. Tercatat, di kampung tersebut ada kurang lebih sebanyak 85 Kepala Keluarga (KK) yang bergantung pada air bersih dari Hipam tersebut.

Diharapkan, dalam waktu dekat, pemerintah setempat baik lurah maupun Wali Kota Malang bisa segera membuat terobosan, supaya permasalahan air bersih yang ada di kampung tersebut segera teratasi. Salah satunya dengan membuat sumur bor untuk warga.

"Pemerintah harus pro aktif untuk mendengar dan menyelesaikan keluhan warga," kata Achmad.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua RT 6 RW 3 Kelurahan Cemorokandang Sanimin mengatakan bahwa, saat memasuki musim kemarau, akses air bersih warga Kampung Baran Temboro terbilang sangat sulit. Jika terdapat aliran air, alirannya juga sangat kecil.

"Dahulu airnya lancar-lancar saja, tapi masuk musim kemarau ini sulit. Airnya bukan dari PDAM," kata Sanimin.

Berdasarkan pantauan Antara, warga di Kampung Baran Temboro, Kelurahan Cemorokandang, Kota Malang, menampung air bersih di depan rumah mereka. Sesungguhnya, dahulu aliran air bersih tersebut bisa langsung masuk di penampung yang ada di dalam rumah.

Namun, karena kondisi kemarau dan berdampak kecilnya aliran air di daerah itu, air tidak mampu mengalir hingga ke dalam rumah. Sehingga, warga menampung air tersebut di luar rumah, di pinggir jalan.(*)

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018