Surabaya (Antaranews Jatim) - Perum Jasa Tirta I bersama Jaring-jaring Komunikasi Pemantauan Kualitas Air (JKPKA) memantau kualitas air dengan metode Bioassessment, yakni metode indikator biota dan serangga sungai.

“Pemantauan melibatkan puluhan siswa didampingi guru dari wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas dan Bengawan Solo,” ujar Koordinator Pusat JKPKA Soetarno Said melalui siaran pers yang diterima Antara di Surabaya, Sabtu.

Para siswa didampingi guru masuk ke Sungai Konto di wilayah Bendungan Selorejo, Kabupaten Malang, untuk meneliti biota dan serangga air, seperti microinvertebrata yang hidup di air sebagai indikator menguji kualitas air.

Untuk berburu biota air di sungai menggunakan alat sederhana seperti jaring kecil, lalu biota yang didapat dipisahkan dalam wadah sesuai jenisnya, kemudian dicek menggunakan parameter yang telah ditentukan agar diketahui indeks kualitas air.

Ia menjelaskan, penerapan yang dilakukan di JKPKA tak hanya menggunakan teori, tapi juga mengedepankan praktik di lapangan.

“Sebelum ada K-13 (kurikulum 2013), kami sejak 21 tahun lalu sudah menerapkan pola pendidikan lingkungan dengan mengedepankan praktik,” ucapnya.

Sementara itu, pembina JKPKA dan Ketua MGMP Biologi Jatim Budi Santoso menganggap penelitian metode Bioassessment sederhana ini sangat mudah dan bisa menentukan indeks kualitas air.

“Semisal, makhluk invertebrata ini sangat rentan dan tidak toleran dengan pencemaran. Jadi, dalam kondisi air yang buruk, maka makhluk itu akan mati seperti planaria. Kalau sungai tercemar planaria pasti tidak bisa ditemukan,” katanya.

Pria yang juga guru di SMAN 21 Surabaya itu menganggap program JKPKA lebih mengedepankan konsep sekolah sungai sebagai media pembelajaran alami.

Budi bahkan telah menyiapkan modul dan kurikulum pembelajaran serta lembar kerja peserta didik dengan model “mobile learning” atau sistem digital melalui “e-modul” menyesuaikan perkembangan teknologi.

Ke depan, lanjut dia, diharapkan penerapan konsep sekolah sungai yang dilakukan JKPKA bersama PJT I ini bisa dilakukan di banyak daerah, termasuk perlunya Dinas Pendidikan Provinsi mengakomodasi konsep sekolah sungai tersebut. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018