Surabaya (Antaranews Jatim) - Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Luki Hermawan menyerap aspirasi dari para ulama di wilayah setempat untuk menyikapi kasus pembakaran bendera tauhid di Garut, Jawa Barat, beberapa hari lalu.

"Kami ingin menyerap aspirasi dari para ulama, para kiai, masyarakat di Jatim terkait masalah di Jabar," kata Kapolda usai acara silaturahim dengan pimpinan ormas Islam di Jatim di Mapolda Jatim, Surabaya, Kamis.

Luki mengimbau para ulama dan organisasi masyarakat (ormas) Islam di Jatim untuk tidak melakukan aksi dan tidak terprovokasi dengan berita-berita yang saat ini simpang siur di media terutama media sosial.

Jenderal bintang dua itu mengungkapkan para kiai di Jatim menyampaikan tidak menghendaki apa yang terjadi di wilayah Jabar itu berdampak di Jatim. Untuk itu pihaknya mengaku akan terus berkoordinasi dengan para ulama dan umara di Jatim.

"Insya Allah kami akan selalu membuka diri, komunikasi dengan seluruh ulama sehingga nanti apa masukan dari para kiai, kami bisa menindaklanjuti," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Abdusshomad Buchori juga mengimbau seluruh elemen di negeri ini jangan sampai melakukan hal yang bisa memicu kegaduhan.

"Majelis ulama selalu berusaha untuk mendamaikan. Jadi, seperti komunikasi sekarang ini terbuka. Pak Kapolda sudah menjawab akan selalu menerima saran-saran," ucapnya.

Abdusshomad meminta antara pihak kepolisian dengan ulama selalu berkomunikasi. Misalnya ormas mau mengadakan kegiatan maka harus dikawal dengan syarat tak boleh melakukan perusakan.

"Misalnya, ada orang ada jalan tapi sifatnya damai saja, itu sah-sah saja di negara demokrasi, tapi jangan sampai merusak," ujarnya. (*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018