Malang, 24/10 (Antara) - Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan mulai dari masyarakat hingga aparat keamanan, untuk mendeteksi secara dini terkait dengan penyebaran paham radikalisme khususnya di wilayah sekitar perguruan tinggi.
Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko mengatakan bahwa upaya untuk mendeteksi sejak awal penyebaran paham radikalisme di wilayah sekitar perguruan tinggi tersebut, tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah saja, namun, perlu kerja sama dengan berbagai elemen masyarakat.
"Ini semua tidak bisa dikerjakan oleh pemerintah, tapi harus bersama-sama. Terlebih jika bicara keamanan. Pemerintah daerah akan bersinergi dengan aparat keamanan dan masyarakat," kata Sofyan Edi, dalam Focus Group Discussion Peran Masyarakat Dalam Deteksi Dini di Wilayah Sekitar Kampus, di Kota Malang, Rabu malam.
Dalam kesempatan tersebut, Sofyan Edi bersama dengan pihak Kepolisian Kota Malang dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) mendapatkan berbagai masukan dari masyarakat tentang penyebaran paham radikalisme, khususnya di wilayah sekitar kampus.
Diharapkan, dengan adanya diskusi tersebut, bisa menjadi salah satu upaya untuk bertukar informasi dan menjadi masukan kepada Pemerintah Kota Malang untuk menentukan langkah yang harus diambil dalam mencegah penyebaran paham radikalisme itu.
"Apa yang disampaikan itu merupakan hal yang baik bagi pemerintah. Pemerintah Kota Malang sendiri telah memberikan sinyal bahwa hal ini merupakan tantangan yang haru dijawab," kata Sofyan Edi.
Sofyan Edi mengimbau, agar seluruh masyarakat tidak terpancing dengan adanya informasi yang disebarkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Terlebih, saat ini Indonesia tengah memasuki tahun politik, dimana ditengarai terdapat oknum yang berupaya menyebarkan paham radikalisme di wilayah sekitar kampus.
"Harus waspada, khususnya saat masuk dalam tahun politik. Saya harap tidak ada masalah, semoga selalu aman, tapi kita harus lebih meningkatkan kewaspadaannya. Yang terpenting, masyarakat jangan terpancing, dan tetap bersama-sama jika mendapat informasi yang menyesatkan," tutup Sofyan Edi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018