Lumajang (Antaranews Jatim) - Seluruh aparatur sipil negara (ASN) laki-laki di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lumajang diwajibkan mengenakan sarung dan ASN perempuan memakai pakaian muslimah saat apel akbar Hari Santri Nasional 2018 di Alun-Alun Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Senin.

"Bupati Lumajang melalui Plt Asisten Pemerintahan Hanifah Dyah Ekasiwi memerintahkan semua kepala organisasi perangkat daerah (OPD) untuk meneruskan instruksi itu ke stafnya, agar mengenakan sarung dan atasan putih untuk laki-laki pada peringatan HSN," kata Kasubag Pemberitaan Humas dan Protokol Pemkab Lumajang Mirwan.

Sedangkan untuk ASN perempuan, lanjut dia, diinstruksikan mengenakan baju muslimah warna putih untuk memeriahkan kegiatan apel Hari Santri Nasional.

Peringatan Hari Santri bertema Bersama Santri, Damailah Negeri di Lumajang diikuti Forkopimda, jajaran pejabat di lingkungan Pemkab Lumajang, dan santri dari berbagai pondok pesantren di wilayah setempat.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam amanat tertulis yang dibacakan Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan, pemerintah sudah semestinya memberikan apresiasi bagi perjuangan kaum santri yang secara nyata memberikan andil besar bagi terbentuk dan terjaganya NKRI.
 
"Oleh karena itu, peringatan Hari Santri harus dimaknai sebagai upaya memperkokoh segenap umat beragama agar saling berkontribusi mewujudkan masyarakat yang bermartabat, berkemajuan, berkesejahteraan, berkemakmuran, dan berkeadilan," tuturnya.

Ia menambahkan, Hari Santri tahun 2018 merupakan momentum untuk mempertegas peran santri sebagai pioner perdamaian yang berorientasi pada spirit modernisasi Islam di Indonesia.

"Kalangan pesantren bukan hanya kalangan yang mendalami agama semata, tetapi juga senantiasa memperindah ilmu dan karakternya dengan karakter bijak, moderat, toleran, dan cinta tanah air," katanya.

Bupati Lumajang yang biasa dipanggil Cak Thoriq itu mengingatkan para santri agar ikut menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Jangan sekali-sekali ada orang yang ingin mengubah NKRI dan Pancasila, serta tidak rela negara diubah oleh sistem yang akan merusak Indonesia, sehingga para santri harus melawan," ujarnya.

Pada peringatan Hari Santri Nasional, para santri juga mengucapkan ikrar Deklarasi Santri Anti Hoaks dan Ujaran Kebencian, dilanjutkan penyerahan medali perak kompetisi sains madrasah tingkat nasional yang diraih Jasmine Ghina Ilmi Azkiyah dari Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Kota Lumajang.

Rangkaian Hari Santri Nasional di Lumajang diawali dengan kegiatan istighasah akbar di Masjid Anas Mahfud pada 19 Oktober 2018, kemudian pasar murah di Alun-Alun Lumajang (21-24/10), orasi kebangsaan Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siraj di Gedung Sudjono (23/10), pawai patrol (24/10), dan diakhiri dengan hiburan oleh grup band Wali di GOR Wira Bhakti Lumajang pada 26 Oktober 2018. (*)

Baca juga: Kapolda Jatim: Hari Santri Momentum Polisi Dekat dengan Ulama
Baca juga: Presiden Minta Santri Tidak Mudah Percaya Berita Hoaks
Baca juga: Peringatan Hari Santri di Malang Hidupkan Tradisi Sarungan

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018