Trenggalek (Antaranews Jatim) - Lebih dari seribu seniman barong dari berbagai pelosok Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Minggu melakukan aksi penggalangan dana untuk korban bencana gempa dan tsunami di Palu, Sigi serta Donggala, Sulawesi Tengah.

Para seniman dengan atribut pembarong berkumpul lalu melakukan pawai sambil beratraksi laiknya tengah pentas masal di jalanan Kota Trenggalek.

Meriah. Selain menarik perhatian ribuan warga, pawai para pembarong disebut menghibur.

Tercatat lebih dari 1.200 pembarong dari seluruh penjuru Trenggalek hadir dalam acara yang dimulai sekitar pukul 15.00 WIB dari halaman BNN Trenggalek.

Dari situ, pebarong yan didominasi oleh kaum pemuda mengintari jalan Dewi Sartika, hingga sampai ke Tugu Pancasila Alun-alun Trenggalek.

"Acara ini sangat luar biasa, dan saya sangat senang akan acara ini. Semoga saja setelah ini acara serupa juga diselenggarakan oleh pemerintah," kata salah satu penontot acara amal tersebut, Rafika Nirmala.

Pelaksana kegiatan Trimo Dwi Laksono mengatakan, aksi amal ribuan pembarong itu sebagai wujud kepedulian seniman rampak barong yang ada di Trenggalek untuk saudara-saudaranya di Sigi, Donggala dan Palu yang terkena musibah.

Selain juga bertujuan untuk melestarikan kesenian rampak barong agar tidak punah akibat perkembangan zaman.

"Jika menggelar penggalangan dana dengan meminta sumbangan itu hal yang biasa, makanya kami menyelenggarakan keiatan ini. Sebab selain bisa membantu saudara yang terkena musibah juga bisa melestarikan kesenian tradisional," ujarnya.

Sehingga ketika acara berlangsung ada anggota yang membawa kardus untuk meminta donasi dari penontot.

Dari situ berhasil dikumpulkan uang sebesar Rp9,2 juta lebih.

Uang tersebut langsung diserahkan kepada perwakilan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Trenggalek, yang nantinya diserahkan ke yang memebutuhkan.

"Kegiatan ini juga kami lakukan untuk menyambut hari sumpah pemuda, makanya mayoritas yang ikut terlibat adalah pemuda. Dengan demikian semakin memupuk rasa kepeduliannya, juga bisa melestarikan kesenian daerah," ujarnya. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018