Surabaya (Antaranews Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta semua pihak tidak melibatkan anak-anak di Kota Surabaya, Jatim dalam kampanye politik menjelang pelaksanaan Pemilihan Legislatif maupun Pemilihan Presiden 2019.
     
"Saya meminta anak-anak Surabaya tidak dilibatkan dalam politik praktis. Sebab, anak-anak harus konsentrasi untuk masa depannya," kata Tri Rismaharini usai menerima kunjungan kerja rombongan dari Pemerintah Kabupaten Semarang di ruang sidang Wali Kota Surabaya, Selasa.
     
Pesan Risma tersebut menanggapi viralnya video puluhan pelajar berseragam pramuka yang meneriakkan yel-yel 2019 ganti presiden. Ia menyanyangkan kejadian tersebut dan berharap kejadian itu tidak terjadi di Surabaya. 
     
Kendati demikian, kata dia, pihaknya sudah melakukan persiapan jauh-jauh hari untuk melindungi anak-anak salah satunya menggratiskan biaya pendidikan agar ke depan mereka siap menghadapi berbagai macam persaingan yang jauh lebih berat.
     
"Tahun 2020 globalisasi ekonomi terjadi di dunia dan kalau anak-anak kita tidak dipersiapkan maka mereka akan kalah dalam persaingan itu," katanya.
     
Menurut dia, kalau sampai anak-anak Indonesia khsusunya Surabaya kalah dalam persaingan tersebut, maka dirinya meyakini anak-anak akan dijajah kembali dengan cara yang berbeda. 
     
"Penjajahan ke depan itu di bidang ekonomi dan kebodohan," katanya.
     
Oleh karena itu, Wali Kota Perempuan pertama di Surabaya ini menekankan agar anak-anak di Surabaya tidak boleh dijajah atau terjajah kembali. Caranya, kata dia, anak-anak harus survive agar menjadi tuan dan nyonya di tanahnya sendiri.
     
"Makanya sekarang ini, saya terus persiapkan secara matang dan bertahap untuk anak-anak di berbagai bidang," katanya.
     
Bahkan ke depan, Risma mengusahakan untuk turun langsung menjadi pengajar bagi para guru tentang teknologi, pengenalan anak terkait budaya dan sejarah negaranya. "Saya lebih senang menjadi pengajar agar arahnya jelas," katanya.
     
Wali Kota Risma kembali meminta dengan hormat kepada para politikus untuk tidak melibatkan anak-anak dalam politik praktis. Alasannya, agar anak-anak bisa konsentrasi secara penuh untuk masa depannya. 
     
"Saya ingin anak-anak Surabaya jadi pemenang dan bisa sejajar dengan anak-anak di dunia. Itu bisa dilakukan dan mungkin untuk diwujudkan," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018