Malang (Antaranews Jatim) - Wali Kota Malang Sutiaji menginstruksikan kepada dinas terkait untuk segera melakukan pendataan atau inventarisasi pemasok barang kebutuhan pokok, dalam upaya mengendalikan inflasi di Kota Malang.

Sutiaji mengatakan, meskipun pada September 2018 Kota Malang mengalami deflasi sebesar 0,31 persen, pemkot tetap mengambil langkah antisipatif untuk mengendalikan inflasi. Salah satu hal yang menjadi perhatiannya adalah terjadinya inflasi akibat adanya penimbunan barang kebutuhan pokok.

"Kepada dinas-dinas terkait, untuk melakukan inventarisasi supplier atau pemasok. Dengan demikian, kita akan mengetahui alur diperolehnya barang, mengetahui penyebab kelangkaan yang terjadi," kata Sutiaji saat Rapat Koordinasi bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Ruang Rapat Sidang Balai Kota Malang, Kamis.

Rapat itu dihadiri sejumlah perwakilan dari PT Pertamina, Perum Bulog, Polresta Kota Malang, Kodim, Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian, dan Dinas Perhubungan.

Sutiaji mengimbau adanya sinergi dari seluruh pihak-pihak terkait. Salah satu contoh adalah Dinas Perhubungan Kota Malang diharapkan mampu mengawal alur distribusi barang kebutuhan pokok supaya tidak mengalami hambatan.

"Sementara kepolisian bertugas mempidanakan pihak-pihak yang melakukan pelanggaran dalam distribusi barang. Serta pihak-pihak lain melakukan tugasnya agar inflasi kita berjalan stabil," ujar Sutiaji.

Sutiaji menjelaskan, inflasi merupakan barometer untuk menjaga stabilitas ekonomi dan harga, yang merupakan komitmen pemerintah.

Saat mengalami deflasi, menurut Sutiaji, bukan berarti daya beli masyarakat rendah, namun deflasi disebabkan manajemen yang berjalan dengan baik.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang mencatat, pada September 2018 Kota Malang mengalami deflasi sebesar 0,31 persen, yang didorong oleh adanya penurunan dari beberapa kelompok komoditas acuan. Salah satu sektor penyumbang deflasi adalah penurunan harga tiket angkutan udara sebesar 7,28 persen.

Selain itu, juga terjadi penurunan harga daging ayam ras sebesar 6,33 persen, cabai rawit turun 26,77 persen, cabai merah turun 14,87 persen, telur ayam ras enam persen, bawang merah 8,02 persen, gula pasir 2,70 persen, wortel 7,23 persen, daging sapi 1,16 persen, dan bawang putih yagn juga turun sebesar 2,39 persen.

Tercatat, inflasi Kota Malang hingga September 2018 sebesar 2,42 persen dan untuk inflasi tahun kalender tercatat sebesar 1,62 persen.(*)

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018