Tulungagung (Antaranews Jatim) - Dua warga Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, dilaporkan hilang kontak dan belum terkonfirmasi keberadaannya pascabencana gempa disertai tsunami yang melanda wilayah Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
"Anak saya bekerja di kapal dan saat gempa disertai tsunami terjadi dia sedang sandar di Palu," kata Sripeni, orang tua salah satu korban yang dilaporkan hilang di Palu, saat ditemui di Tulungagung, Senin.
Matanya berkaca-kaca saat membicarakan putranya, Hera Bakti Sulistya, saat ditemui di rumahnya. Ia mengaku sedih karena anaknya benar-benar hilang kontak.
Sripeni sudah berusaha keras menghubungi nomor kontak putranya yang bekerja sabagai ABK kapal jenis tugboat Armada II. Namun, upaya berulang itu selalu gagal.
Perempuan tua yang sehari-hari tinggal di Desa Sobontoro, Kecamatan Boyolangu, itu, kini hanya bisa pasrah dan terus berdoa semoga putranya selamat dan bisa pulang ke Tulungagung.
Tapi, tak hanya Hera yang hilang kontak. Seorang warga Tulungagung lain yang diidentifikasi dengan nama Prila Wibawa (27) juga tanpa kabar sampai kini.
Dari total 10 orang yang menjadi ABK di kapal itu, tiga di antaranya merupakan warga Tulungagung.
Korban lain bernama Lukman sudah ditemukan dan saat ini masih mendapatkan perawatan intensif di Palu.
Meskipun sudah sepekan belum bisa ditemukan, namun keluarga masih berharap korban ditemukan dalam keadaan sehat.
Keluarga yakin korban masih hidup karena banyak wilayah yang belum bisa dimasuki oleh sukarelawan.
"Dari informasi terakhir yang kami dapatkan banyak wilayah yang belum tersentuh, kami yakin Hera ada di situ," harapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Anak saya bekerja di kapal dan saat gempa disertai tsunami terjadi dia sedang sandar di Palu," kata Sripeni, orang tua salah satu korban yang dilaporkan hilang di Palu, saat ditemui di Tulungagung, Senin.
Matanya berkaca-kaca saat membicarakan putranya, Hera Bakti Sulistya, saat ditemui di rumahnya. Ia mengaku sedih karena anaknya benar-benar hilang kontak.
Sripeni sudah berusaha keras menghubungi nomor kontak putranya yang bekerja sabagai ABK kapal jenis tugboat Armada II. Namun, upaya berulang itu selalu gagal.
Perempuan tua yang sehari-hari tinggal di Desa Sobontoro, Kecamatan Boyolangu, itu, kini hanya bisa pasrah dan terus berdoa semoga putranya selamat dan bisa pulang ke Tulungagung.
Tapi, tak hanya Hera yang hilang kontak. Seorang warga Tulungagung lain yang diidentifikasi dengan nama Prila Wibawa (27) juga tanpa kabar sampai kini.
Dari total 10 orang yang menjadi ABK di kapal itu, tiga di antaranya merupakan warga Tulungagung.
Korban lain bernama Lukman sudah ditemukan dan saat ini masih mendapatkan perawatan intensif di Palu.
Meskipun sudah sepekan belum bisa ditemukan, namun keluarga masih berharap korban ditemukan dalam keadaan sehat.
Keluarga yakin korban masih hidup karena banyak wilayah yang belum bisa dimasuki oleh sukarelawan.
"Dari informasi terakhir yang kami dapatkan banyak wilayah yang belum tersentuh, kami yakin Hera ada di situ," harapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018