Surabaya (Antaranews Jatim) - Lembaga Kantor Berita Antara selalu berusaha konsisten mengabarkan berita kebencanaan secara terkini, tujuannya mengantisipasi banyaknya kabar hoax yang beredar di masyarakat.
Direktur Utama LKBN Antara, Meidyatama Suryodiningrat di Surabaya, Selasa memaklumi adanya sebaran hoax atau tulisan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan saat terjadi bencana, karena adanya kepanikan masyarakat ditambah saat ini sudah masuk dalam era digitalisasi.
"Tidak hanya di Palu baru-baru ini, sebelumnya juga banyak sebaran berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan seperti di Lombok," kata Dimas, panggilan akrab Meidyatama pada saat acara orientasi dan pembekalan kepala biro Antara se-Indonesia.
Dimas mengatakan, sebaran hoax berita kebencanaan dengan hoax berita politik sangat berbeda. Hoax berita politik lebih banyak dibuat dan sengaja didesain untuk disebarkan, sedangkan hoax berita kebencanaan dibuat dan disebarkan karena adanya kepanikan warga.
Oleh karena itu, ia berharap masyarakat bisa selektif dalam memilih bacaan atau berita, serta memiliki referensi yang cukup, sehingga tidak terserat dan ikut panik saat terjadi bencana.
Dimas memberikan tips kepada masyarakat agar tidak tersesat ketika membaca berita kebencanaan, yakni berita itu berasal dari dua kategori, pemerintah dan institusi media.
"Kalau dari institusi pemerintah itu seperti BMKG, Basarnas dan lembaga-lembaga resmi pemerintah. Sedangkan institusi media cukup banyak," katanya.
Ia mengatakan, untuk LKBN Antara memiliki peran dan kemampuan yang sangat unik, sebab secara tradisional memiliki jaringan biro dan koresponden yang luas, sehingga bisa mendapatkan berita dari orang-orang terdekat yang terdampak bencana.
"Kami punya orang-orang yang ada di sekitar daerah terdampak bencana. Dan saya yakni sebagian besar media di Jakarta tidak memiliki hal itu. Itu kelebihan dari Antara," katanya.
Meski demikian, kata Dimas, tetap harus diingat bahwa tugas Antara tidak bekerja sebagai media komersial, tapi mengutamakan misi bangsa, yakni memberikan info ke masyarakat dan media lain.
"Dan ini juga tugas utama kepala biro di daerah untuk mengkoordinasikan, dan tugas Kepala biro itu sangat berat. Oleh karena itu, orientasi hari ini adalah permulaan," katanya.
Sementara itu, kegiatan orientasi kepala biro yang digelar di Surabaya diikuti sebanyak 13 kepala biro baru yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Direktur Utama LKBN Antara, Meidyatama Suryodiningrat di Surabaya, Selasa memaklumi adanya sebaran hoax atau tulisan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan saat terjadi bencana, karena adanya kepanikan masyarakat ditambah saat ini sudah masuk dalam era digitalisasi.
"Tidak hanya di Palu baru-baru ini, sebelumnya juga banyak sebaran berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan seperti di Lombok," kata Dimas, panggilan akrab Meidyatama pada saat acara orientasi dan pembekalan kepala biro Antara se-Indonesia.
Dimas mengatakan, sebaran hoax berita kebencanaan dengan hoax berita politik sangat berbeda. Hoax berita politik lebih banyak dibuat dan sengaja didesain untuk disebarkan, sedangkan hoax berita kebencanaan dibuat dan disebarkan karena adanya kepanikan warga.
Oleh karena itu, ia berharap masyarakat bisa selektif dalam memilih bacaan atau berita, serta memiliki referensi yang cukup, sehingga tidak terserat dan ikut panik saat terjadi bencana.
Dimas memberikan tips kepada masyarakat agar tidak tersesat ketika membaca berita kebencanaan, yakni berita itu berasal dari dua kategori, pemerintah dan institusi media.
"Kalau dari institusi pemerintah itu seperti BMKG, Basarnas dan lembaga-lembaga resmi pemerintah. Sedangkan institusi media cukup banyak," katanya.
Ia mengatakan, untuk LKBN Antara memiliki peran dan kemampuan yang sangat unik, sebab secara tradisional memiliki jaringan biro dan koresponden yang luas, sehingga bisa mendapatkan berita dari orang-orang terdekat yang terdampak bencana.
"Kami punya orang-orang yang ada di sekitar daerah terdampak bencana. Dan saya yakni sebagian besar media di Jakarta tidak memiliki hal itu. Itu kelebihan dari Antara," katanya.
Meski demikian, kata Dimas, tetap harus diingat bahwa tugas Antara tidak bekerja sebagai media komersial, tapi mengutamakan misi bangsa, yakni memberikan info ke masyarakat dan media lain.
"Dan ini juga tugas utama kepala biro di daerah untuk mengkoordinasikan, dan tugas Kepala biro itu sangat berat. Oleh karena itu, orientasi hari ini adalah permulaan," katanya.
Sementara itu, kegiatan orientasi kepala biro yang digelar di Surabaya diikuti sebanyak 13 kepala biro baru yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018