Surabaya (Antaranews Jatim) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengapresiasi upaya pengusaha Jawa Timur yang tergabung dalam Forum Komunikasi Asosiasi Pengusaha (Forkas) untuk melakukan penukaran dolar secara bersama-sama, sebagai upaya menekan pelemahan nilai rupiah.
     
"Saya bangga sekali dengan upaya Forkas Jawa Timur, ini sebagai upaya kongkret untuk menunjukkan patriotik yang sejati kepada bangsa," kata Moeldoko yang hadir dalam kegiatan "Bersatu Menguatkan Rupiah" bersama pengusaha di Surabaya, Kamis petang.
     
Ia berharap, upaya pengusaha Jatim akan menginspirasi yang lainnya, sebab sangat positif, serta bisa mendorong nilai dolar agar bisa stabil kembali, atau bisa turunkan lagi melalui gerakan ini.
     
Moeldoko juga meminta kepada semua masyarakat agar tidak perlu mencari-cari alasan kenaikan dolar yang disebabkan faktor luar, sebab Indonesia adalah bagian dari dunia global yang tidak bisa dilepaskan dari pengaruh negara lain.
     
"Indonesia dan negara lain saling mempengaruhi, dan itu tidak bisa dihindari karena berada di dunia global seperti perang dagang, sebab semuanya pasti terpengaruh," katanya.
     
Sementara kepada pengusaha Jawa Timur, Moeldoko meminta agar tidak perlu takut dengan kondisi yang terjadi pada akhir-akhir ini, apalagi menyongsong berlangsungnya pesta demokrasi.
     
"Para pengusaha tidak perlu takut dan berbondong-bondong memesan tiket ke luar negeri, karena pemerintah pasti menjamin pesta demokrasi berlangsung aman," katanya.
     
Sebab, kata dia, pemerintah sudah membuktikan dengan menggelar 171 pemilihan kepala daerah serentak yang berjalan baik, serta tidak ada situasi berdarah-darah.
     
"Pemerintah juga siap menjamin dan mengelola isu-isu strategis serta memberikan solusi kepada investor melakukan investasi," katanya.
     
Sementara dalam acara penukaran dolar secara bersama-sama, Forkas mengeluarkan simpanannya sebanyak 50 juta dolar untuk ditukarkan dengan rupiah. 
     
Ketua Forkas Jatim, Nur Cahyudi mengatakan aksi ini adalah bentuk komitmen para pengusaha agar rupiah bisa kembali stabil. 
       
"Karena dengan naiknya nilai tukar dolar terhadap rupiah membuat banyak pengusaha yang pusing. Apalagi pengusaha yang menggantungkan bahan baku produksinya terhadap impor. Seperti bidang farmasi, industri sepatu dan lainnya," katanya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018