Surabaya (Antaranews Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akan menerima penghargaan dari Scroll of Honor UN Habitat yang merupakan penghargaan tokoh dunia di Nairobi, Kenya pada awal Oktober 2018.
     
"Yang memberikan ini di bawah UN Habitat langsung, makanya nanti mereka memberikan penghargaan di kantor pusat UN Habitat,"  kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat menggelar jumpa pers di ruang kerjanya, Rabu.
     
Menurut Risma, Scroll of Honor UN Habitat memberikan penghargaan kepada dirinya atas dedikasinya terhadap program perubahan iklim di Surabaya, sekaligus juga sebagai arsitek kota dan lainnya. 
     
"Ini yang kasih rekomendasi juga IAI (Ikatan Arsitek Indonesia)," ujarnya.
     
Selain menerima penghargaan tokoh dunia, Risma juga akan melakukan kunjungan kerja ke luar negeri pada akhir September 2018. Dalam lawatannya ke luar negeri itu, wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu akan menjadi pembicara di berbagai kegiatan internasional. 
     
Risma akan menjadi pembicara pada Global Counter Torrorism Forum di New York dan "One Planet Summit" di New York pada 26 September 2018. Dalam kegiatan ini, ia merupakan satu-satunya wali kota yang menjadi pembicara.  "Nanti, topiknya di situ tentang perubahan iklim," ujarnya.
     
Selasai  itu, Risma juga akan menjadi pembicara pada Bridges for Cities dengan topik "Cities of Tomorrow: Technological Solutions and Holistic Approach for Sustainable Cities" di Vienna, Austria.
     
Sebetulnya, lanjut dia, pada10 Oktober 2018 itu akan menjadi pembicara lagi di Brussels. Tapi, acara ini masih akan dicek lagi karena waktu di Vienna berbicara pada sore hari. 
     
"Sebenarnya, di sana saya akan menjadi pembicara pada IUC City to City Event dengan topik penanganan Global Warming dan Global Covenant Of Mayors karena board member Global Covenant of Mayors," kata dia.
     
Kunjungan ke luar negeri berikutnya yaitu ke Korea Utara pada 12 Oktober 2018. Dalam kunjungan kali ini, Risma bertindak sebagai Presiden UCLG ASPAC, sehingga nantinya akan bertemu dengan wali kota-wali kota dan kepala daerah untuk berdiskusi tentang program UCLG ASPAC ke depannya dan apa saja yang perlu diprioritaskan.
     
"Nanti ketemu dengan mereka itu, akan membicarakan apa yang bisa dikerjakan atau tidak bisa dikerjakan. Karena semua negara peraturannya berbeda-beda dan tidak mesti sama," katanya. (*)

 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018