Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, meningkatkan jumlah droping air dari empat tangki (6.000 liter per tangki) per hari menjadi enam tangki untuk enam desa per hari sejak sehari lalu.

"Peningkatan jumlah tangki air yang didistribusikan karena desa yang mengalami kekeringan semakin meluas," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro MZ. Budi Mulyono, di Bojonegoro, Kamis.

Sesuai jadwal, lanjut dia, BPBD hari ini mendistribusikan air bersih di sejumlah desa di Kecamatan Kedungadem, juga kecamatan lainnya.

Ia  memperkirakan BPBD masih mendsitribusikan air bersih bagi warga yang daerahnya mengalami kekeringan sampai akhir Oktober.

Untuk alokasi anggaran yang tersedia dengan jumlah total Rp200 juta, lanjut dia, mencukupi untuk pengadaan air bersih sampai akhir Oktober.

"Sesuai jadwal pendistribusian air bersih sampai akhir Oktober. Meksipun kemungkinan awal Oktober sudah turun hujan," ujarnya.

Data di BPBD menyebutkan kesulitan air bersih dialami 13.017 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 17.382 jiwa di  43 desa yang tersebar di 13 kecamatan, per 20 September.

Desa-desa yang mengalami kekeringan, antara lain, Kecamatan di Kedungadem, Ngasem, Sugihwaras, Sumberrejo, Sukosewu, Temayang, Ngraho dan Tambakrejo.

Di desa setempat warga sebenarnya masih bisa memperoleh air bersih, tapi harus mencari ke desa tetangganya yang jauhnya berkisar 2-4 kilometer.

"Desa yang kesulitan air bersih masih akan terus bertambah," ujarnya.

Menjawab pertanyaan, ia menjelaskan pendistribusian air bersih juga dilakukan jajaran kepolisian resor (polres), Kantor Pos, juga komunitas mobil Yaris, termasuk perusahaan minyak ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).

"EMCl ikut mendistribusikan air bersih di wilayah kerjanya di sejumlah desa di Kecamatan Gayam, yang juga warganya kesulitan air bersih," katanya.

Hal senada disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Nadif Ulfia yang menyebutkan bahwa desa yang mengalami kesulitan air bersih lebih banyak dari pemetaan yang dilakukan dengan jumlah  26 desa yang tersebar di 10 kecamatan.

"Kemarau tahun ini lebih kering dibandingkan kemarau tahun lalu," ucapnya.

Ia menambahkan BPBD sudah melakukan berbagai usaha antara lain, membuat sumur bor air tanah untuk mencukupi air bersih bagi warga yang daerahnya mengalami kekeringan.

"Ada desa yang sudah terbebas dari kekeringan karena ada sumur bor air tanah," ucapnya menambahkan. (*)

Video Oleh Slamet Agus Sudarmojo
 

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018