Pamekasan (Antaranews Jatim) - Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa yang juga Gubernur Jawa Timur terpilih menyatakan, muslimat harus menjadi penyejuk suhu politik pada pesta demokrasi 2019, dengan menghargai perbedaan dalam hal pilihan politik.

"Muslimat NU harus menjunjung perbedaan pilihan politik, sehingga bisa menjadi penyejuk pada tahun politik 2019 nanti," kata Khofifah di sela-sela acara Santunan Anak Yatim yang digelar Muslimat NU Kabupaten Pamekasan, Madura, Jatim, Rabu.

Dalam kesempatan itu, Budhe Khofifah juga menyarankan agar muslimat banyak membaca "burdah" yakni Qasidah atau lagu-lagu yang berisi syair tentang pujian atau sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, agar situasi politik tetap dingin.

Meski menyarakan muslimat NU menjadi penyejut pada tahun politik 2019, Khofifah menyatakan bahwa pada Pemilu 2019 masyarakat tetap harus mengikuti pemilihan presiden dengan memilih pasangan capres-cawapres yang terbaik.

Namun, Gubernur Jatim terpilih ini menyatakan, dirinya tidak mau menjadi ketua tim suskes di Jawa Timur dengan dalih karena yang bersangkutan bukan pengurus partai.

"Yang pas adalah para pimpinan partai untuk menjadi ketua tim sukses pemenangan di Jawa Timur ini," kata Khofifah.

"Saya bersama Jokowi pernah mewujudkan Nawa Cita ketika masih menjabat Menteri Sosial," ujarnnya, menjelaskan.

Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Muslimat NU itu juga meminta, agar Muslimat NU tidak golput dan menggunakan hak politiknya, karena pilihan mereka akan menentukan pemimpin masa depan bangsa pada lima tahun yang akan datang.

"Jangan golput, karena golput itu adalah pilihan yang tidak bertanggung jawab," ucap Khofifah. (*)

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018