Pontianak (Antaranews Jatim) - Memasak telur tanpa memanfaatkan air, tapi bisa matang sendiri bisa dilakukan di acara kulminasi matahari di titik nol di kawasan objek wisata Equator Tugu Khatulistiwa di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, pada 19-23 September.

Di acara yang dikemas dengan nama "Lintas Kulminasi Ajaibnye Tugu Khatulistiwe" itu, telur mentah yang diletakkan di atas lantai di titik nol juga di sekitarnya, tidak lama akan matang sehingga bisa dimakan.

"Siapa saja diperbolehkan membawa telur untuk diletakan di lantai kawasan objek wisata Tugu Khatulistiwa Pontianak. Ya tidak lama telur yang diletakkan di lantai bisa matang," kata petugas dari Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Pontianak Suprihatin, di lokasi Tugu Khatulistiwa Pontianak, Selasa (18/9).

Menurut dia, di acara itu tidak hanya panitia yang membawa telur untuk diletakkan di kawasan setempat. Tapi bagi pengunjung baik wisatawan domestik (wisdom) maupun wisatawan manca negara (wisman) tidak dilarang membawa telur pada 23 September.

"Puncak acara titik nol khatulistiwa pada 23 September tepat pukul 11.49 WIB," ucapnya seraya menambahkan setiap 23 Maret juga terjadi hal serupa.

Di acara itu bagi siapa saja yang berdiri di sekitar Tugu Khatulistiwa juga benda lainnya tidak akan terlihat bayangannya, disebabkan matahari pada garis lintang nol derajat.

"Pemkot Pontianak menggelar berbagai acara, mulai hiburan juga yang lainnya sejak 19 September, dengan puncaknya pada 23 September," ujarnya.

Sebagaimana juga dijelaskan petugas dari Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Pontianak Iskandar, lokasi titik nol matahari sekarang bergeser ke timur sekitar 100 meter dari Tugu Khatulistiwa yang pertama kali berdiri pada 1928.

"Perhitungan titik nol matahari di Tugu Khatulistiwa yang pertama berdasarkan ilmu Astronomi. Tapi perhitungan di lokasi yang baru itu berdasarkan satelit yang dilakukan pada 2005," ucapnya.

Di lokasi yang baru juga diberi tanda yaitu bangunan mirip stadion terbuka kecil dilengkapi tempat duduk, dan lokasi tepat matahari di titik nol diberi tanda pipa.

"Pengunjung wisman yang datang ke Tugu Khatulistiwa dari berbagai negara di seluruh dunia," kata Iskandar menegaskan.

Dengan demikian, baik wisdom maupun wisman setelah masuk ke Tugu Khatulistiwa juga mendatangi lokasi tanda titik nol berdasarkan perhitungan satelit.

Dalam sejarah disebutkan bahwa pembangunan Tugu Khatulistiwa di Pontianak, untuk tugu pertama pada 1928.

Hal itu berdasarkan catatan yang tertulis pada 1941 dari V. en. V oleh Positer Wise dikutip dari Bidjragentot De Geographe dari Chen Van den Topographeschen dien in Nederlandsch Indie: 31 Sten Maart 1928 telah datang di Pontianak satu ekspedisi Internasional yang dipimpin seorang ahli Geographie berkebangsaan Belanda.

Kedatangannya untuk menentukan titik/tonggak garis Equator di Kota Pontianak yang pada awal dibangun pada 1928 dengan bentuk tonggak dengan tanda panah.

Setelah mengalami berbagai perubahan penyempurnaan akhirnya berdiri Tugu Khatulistiwa yang cukup megah sebagaimana yang ada sekarang.

"Lokasi Equator Tugu Khatulistiwa Pontianak dari Bandara Udara di Kabupaten Kubu Raya kalau naik kendaraan bermotor sekitar 30 menit," kata seorang pegawai negeri sipil (PNS)  Dinas Kominfo Singkawang M. Hendra yang mengantarkan Kepala Dinas Kominfo Bojonegoro Kusnandaka Tjatur, bersama jajarannya ke lokasi setempat.

Yang jelas pengunjung baik wisdom maupun wisman di Tugu Khatulistiwa terus meningkat, meskipun suhu di lokasi setempat cukup panas.

Sesuai data pada 2002-5.644 pengunjung, 2003 -7.783 pengunjung, 2004-11.112 pengunjung, 2005 - 16.011 pengunjung, 2006- 31.819 pengunjung, dan 2007-31.684 pengunjung.

Pada 2008- 39.250 pengunjung, 2009 - 47.554 pengunjung, 2010- 63.143 pengunjung, 2011-76,432 pengunjung,  2012-80.718  pengunjung, 2013- 80.229 pengunjung, 2014- 89.210 pengunjung.

Sedangkan 2015- 86.267 pengunjung, 2016-93.858 pengunjung, 2017- 114.917 pengunjung dan sejak 1 Januari sampai 19 September 2018 sebanyak 82.393 pengunjung.

Tidak terlalu berlebihan seorang penjual warung kopi di Pontianak Ivana Lie berpendapat bagi siapa saja yang datang ke Pontianak wajib singgah ke objek wisata Tugu Khatulistiwa.

"Kalau ke Pontianak belum singgah ke Tugu Khatulistiwa ya sama saja belum pernah ke Pontianak," ucap dia. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018