Surabaya (Antaranews Jatim) - Sebagian koper jamaah haji asal Debarkasi Surabaya terpaksa diangkut menggunakan pesawat lain yang terpisah dari rombongan akibat "overload" atau kelebihan muatan, kata pejabat Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) setempat.

Sekretaris PPIH Debarkasi Surabaya Jamal menyebut ada beberapa kelompok terbang (kloter) yang koper atau barang bawaannya harus ditangguhkan saat proses pemulangan dari Tanah Suci ke Tanah Air, yaitu kloter 39 dan 40 asal Kabupaten Bojonegoro dan kloter 53 serta 54 asal Kota Kediri dan Surabaya.

"Kloter 39 dan 40 asal Kabupaten Bojonegoro tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada 10 September lalu. Namun sebagian koper atau barang bawaannya akan dikirim menyusul karena saat proses pemulangan dinyatakan kelebihan muatan," katanya kepada wartawan di Surabaya, Minggu.

Kejadian yang sama, lanjut dia, juga dialami jamaah haji kloter 53 dan 54 asal Kota Kediri dan Surabaya yang tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada hari Sabtu kemarin, 15 September.

"Itu merupakan kebijakan dari maskapai Saudia Arabian Airlines yang melayani penerbangan jamaah haji. Mereka harus menangguhkan barang bawaan setelah mendeteksi adanya kelebihan muatan demi keselamatan jamaah," ujarnya.

Jamal menjelaskan koper jamaah sebelum masuk ke pesawat sudah ditimbang satu persatu untuk disesuaikan dengan ketentuan penerbangan internasional. "Informasi yang kami terima dari Saudi Arabian Airlaines, saat proses pemulangan rombongan haji kloter 39, 40, 53 dan 54 Debrkasi Surabaya, muatan bagasinya terpaksa dikurangi demi keselamatan penerbangan akibat cuaca yang sangat panas di Madinah," ucapnya.

Dia memastikan koper jamaah haji yang tidak terangkut pada saat proses pemulangan akan diangkut menyusul menggunakan pesawat lain dan selanjutnya diantar ke daerah asal pemiliknya masing-masing.

"Itu merupakan tanggung jawab Saudi Arabian Airlines. Bila keadaan sudah memungkinkan akan segera mengirim semua barang bawaan dan koper yang tertunda menggunakn pesawat lain. Kemudian kami akan mengantar ke alamat pemiliknya di daerah masing masing," katanya.

Jamal mencontohkan sebagian bawang bawaan dan koper dari kloter 39 dan 40 asal Kabupaten Bojonegoro yang harus ditangguhkan saat proses pemulangan pada 10 September lalu, saat ini sudah diterima oleh para pemiliknya di rumah masing-masing.

"Jadi kami harap jamaah dari kloter 53 dan 54, atau bisa saja nanti terjadi pada kloter lainnya, yang barang bawaan atau kopernya tidak terangkut karena kelebihan muatan, diharap untuk tenang. Semua koper yang tertunda bawaannya pasti akan dikirim ke daerahnya masing-masing," tuturnya. (*)

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018