Surabaya (Antaranews Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini disebut sebagai calon tunggal untuk menduduki jabatan Presiden United Cities and Local Goverment (UCLG) Asia Pasific (Aspac) periode 2018-2022.
     
"Sejauh ini kita hanya miliki satu kandidat. Banyak yang berharap beliau menjadi presiden UCLG-Aspac dan berharap bisa membawa perubahan," ujar Presiden UCLG-Aspac Won Hee Ryong saat menggelar jumpa pers di sebelum pembukaan Kongres UCLG-Aspac yang digelar di Surabaya, Kamis.
     
Menurut dia, banyak yang sudah dilakukan Wali Kota Risma kepada Kota Surabaya dengan menjadikan kota tersebut menjadi bersih nyaman dan indah dengan banyaknya taman kota dan hutan kota.
     
"Agenda utama konggres ini memilih Presiden UCLG-Aspac. Saya berharap Risma menjadi Presiden UCLG-ASPAC yang luar biasa," ujarnya.
     
Pria yang juga menjabat Gubenur Provinsi Je Ju, Korea Selatan itu menambahkan UCLG-Aspac sudah melakukan banyak membentuk komite dan juga komitment selama empat tahun belakangan ini.
     
"Kami berharap ada kerja sama yang lebih besar kuat dan keanggotaan yang lebih besar," kata Won.
     
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan ingin memperkuat kearifan budaya lokal untuk membangun kota terutama ketahanan kota atau daerah terhadap ancaman bencana.
     
"Saya pernah melihat di Phuket, Thailand. Di sana warga menanam cemara udang sehingga selamat dari Tsunami," ujarnya.
     
Risma menambahkan banyak kota yang sekarang ini dalam kondisi kritis akibat dampak "global warming" atau pemanasan global. "Dengan kearifan budaya lokal, kota bisa melakukan penguatan pembangunan untuk menekan biaya," katanya.
     
Sekjen UCLG Aspac Bernadia Irawati mengatakan penyelenggaraan konggres di Surabaya sangat diapresiasi oleh para anggota seiring dengan meningkatnya jumlah peserta konggres.
     
"Kami menargetkan jumlah peserta 800 orang tapi sekarang sudah mencapai 1.200 orang yang melakukan registrasi," katanya.
     
Bernadia menambahkan tema konggres adalah menciptakan inovasi, kota ramah anak dan pembangunan yang berkelanjutan.
     
"Isu goal menjadi 'smart city' dalam pembangunan kota yang berkelanjutan dengan kearifan budaya lokal akan menjadi bahan yang menarik dalam pembahasan konggres nantinya," ujarnya.
     
Bernadia mengakui kalau banyak kota di dunia yang masih belum menerapkan "sustainable city" atau kota berkelanjutan, tapi banyak juga kota yang menuju kondisi itu. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018