Surabaya (Antaranews Jatim) - Presiden Joko Widodo menyatakan aksinya memakai pemeran pengganti atau "stuntman" untuk memerankannya saat meloncat mengendarai sepeda motor pada pembukaan Asian Games beberapa waktu lalu hanya untuk menghibur dan memberikan tontonan.

"Kita ini menghibur, memberikan tontonan. Dibilang masak pakai `stuntman`, masak pakai peran pengganti. Loh, masak presiden disuruh loncat seperti itu. Itu namanya gila bro," kata Presiden Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Badan Pembina Lembaga Pendidikan PGRI di Universitas PGRI Adibuana (Unipa) Surabaya, Kamis.

Dijelaskannya, terkait pertunjukan itu, dirinya memang ditawarkan oleh pihak panitia penyelenggara tiga pilihan yaitu biasa, ekstrem dan super ekstrem. Jokowi pun memilih yang ekstrem

"Ada yang bilang presiden kok loncat, ini tontonan, ini pertunjukan bukan untuk apa-apa. Tapi politisi memang banyak yang usil, ada yang nyanyi saya goyang dikit saya ramai," ujarnya.

Lebih lanjut Presiden Jokowi mengatakan Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) dan kapasitas luar biasa yang jika digarap dengan serius akan menjadi kekuatan yang besar. SDM Indonesia tidak kalah dengan negara asing.

Saat Asian Games 2018, Jokowi mendapat laporan jika target yang dicanangkan adalah 16 emas. Lalu targetnya berubah menjadi 20 emas tiga bulan sebelum Asian Games 2018. "Di Asian Games kemarin dilaporkan targetnya 16 emas dari sebelumnya hanya mendapat empat emas. Tiga bulan sebelumnya target dirubah menjadi 20. Tapi bangsa ini kalau sudah muncul nasionalisme ya jadinya 31 emas," katanya

Untuk itu dia meminta mahasiswa terus mengembangkan kemampuan yang percaya bahwa Indonesia besar dan mampu bersaing dengan negara manapun.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018