Trenggalek (Antaranews Jatim) - Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur terus memantau perkembangan hama wereng coklat yang menyerang tanaman padi di ribuan hektare sawah setempat sejak sebulan terakhir.
"Serangan hama (wereng) kali ini nyaris merata sehingga perlu penanganan seksama dan antisipasi sejak dini oleh petani," kata petugas Pemberantasan Organisme Penyakit Tanaman (POPT) Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung Pramudiono di Boyolangu, Tulungagung, Kamis.
Kendati sulit diberantas sepenuhnya, kata dia, dampak lebih parah dari serangan hama seharusnya bisa diminimalkan.
Caranya, kata Pramudiono, adalah dengan melakukan penyemprotan obat antihama secara rutin, meski konsekuensinya ongkos produksi petani menjadi meningkat.
"Tidak ada cara lain karena hama sudah terlanjur menyebar merata," katanya.
Sejumlah petani memilih untuk melakukan panen dini. "Rata rata kami mengalami kerugian jutaan rupiah akibat serangan hama ini," imbuhnya.
Tak sedikit pula tanaman padi yang mengalami kerusakan parah. Biasanya karena petani terlambat melakukan langkah penyemprotan, sehingga hama terlanjur menyerang dan merusak batang padi.
Akibatnya, tanaman layu. Bulir padi tidak berbuah dengan baik atau kopong.
Kondisi itu memicu sebagian petani terpaksa melakukan panen lebih awal.
Belum ada estimasi kerugian yang terjadi sebagai dampak serangan hama wereng.
Namun beberapa petani mengaku penurunan kuantitas panen sekitar 50 persen.
"Kalau kondisi normal sebidang sawah bisa panen hingga 1,5 ton. Namun karena ada serangan hama (wereng), hasil panen hanya di kisaran 8-9 kuintal," kata Suwarno, salah seorang petani di Boyolangu.
Untuk mencegah kerusakan dan kerugian lebih parah lagi itulah, saat ini dinas pertanian gencar melakukan pemantauan serta penyuluhan kepada petani guna melakukan tindakan terukur demi mencegah kian meluasnya area serangan hama. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Serangan hama (wereng) kali ini nyaris merata sehingga perlu penanganan seksama dan antisipasi sejak dini oleh petani," kata petugas Pemberantasan Organisme Penyakit Tanaman (POPT) Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung Pramudiono di Boyolangu, Tulungagung, Kamis.
Kendati sulit diberantas sepenuhnya, kata dia, dampak lebih parah dari serangan hama seharusnya bisa diminimalkan.
Caranya, kata Pramudiono, adalah dengan melakukan penyemprotan obat antihama secara rutin, meski konsekuensinya ongkos produksi petani menjadi meningkat.
"Tidak ada cara lain karena hama sudah terlanjur menyebar merata," katanya.
Sejumlah petani memilih untuk melakukan panen dini. "Rata rata kami mengalami kerugian jutaan rupiah akibat serangan hama ini," imbuhnya.
Tak sedikit pula tanaman padi yang mengalami kerusakan parah. Biasanya karena petani terlambat melakukan langkah penyemprotan, sehingga hama terlanjur menyerang dan merusak batang padi.
Akibatnya, tanaman layu. Bulir padi tidak berbuah dengan baik atau kopong.
Kondisi itu memicu sebagian petani terpaksa melakukan panen lebih awal.
Belum ada estimasi kerugian yang terjadi sebagai dampak serangan hama wereng.
Namun beberapa petani mengaku penurunan kuantitas panen sekitar 50 persen.
"Kalau kondisi normal sebidang sawah bisa panen hingga 1,5 ton. Namun karena ada serangan hama (wereng), hasil panen hanya di kisaran 8-9 kuintal," kata Suwarno, salah seorang petani di Boyolangu.
Untuk mencegah kerusakan dan kerugian lebih parah lagi itulah, saat ini dinas pertanian gencar melakukan pemantauan serta penyuluhan kepada petani guna melakukan tindakan terukur demi mencegah kian meluasnya area serangan hama. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018