Surabaya (Antaranews Jatim) - Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila Jawa Timur, La Nyalla Mahmud Mattalitti, mengimbau semua pihak untuk menahan diri dan tidak saling menjelekkan menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2019 karena ungkapan-ungkapan bertendensi negatif hanya akan membuat selisih paham memuncak.

"Harganya terlalu mahal kalau Pilpres ini jadi ajang 'bullying' massal. Saling mengatai satu sama lain," katanya dalam  keterangan tertulis, Selasa.

Ia merasa prihatin karena dampaknya ke anak-anak yant  melihat orang-orang dewasa saling teriak kampret, cebong, dan kata-kata kasar lain.

"Kemarin anak saya yang masih sekolah juga tanya,  Pa, ini kenapa sih semua saling ejek?’ Wah, bahaya juga dampak serang-serangan di media sosial ini ke anak-anak semua," kata La Nyalla yang juga Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur.

Menurut La Nyalla, saling melontarkan ejekan juga tidak sesuai ajaran agama, dan tak sesuai adat ketimuran yang dipegang erat bangsa Indonesia.

"Kita ini manusia kan tidak tahu apa-apa. Belum tentu orang yang kita caci, itu lebih jelek dari kita. Bisa saja lebih baik di mata Allah SWT,” kata La Nyalla.

Ia mengatakan, seseorang harus mengelola perbedaan pendapat di Pilpres dengan dewasa dan menjadikan perbedaan pendapat menjadi kekuatan untuk membangun bangsa, bukan melemahkan bangsa.

"Silahkan berdebat dan berbeda pendapat sampai jungkir balik, tapi jangan melontarkan ungkapan yang kasar. Toh kita ini sebenarnya saudara. Saran saya ini berlaku sama untuk pendukung Jokowi, Prabowo, dan siapa pun," katanya.(*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018