Situbondo (Antaranews Jatim) - Korps Marinir TNI AL kembali menggelar Latihan Kesenjataan Terpadu (Latsendu) di Pusat Latihan Pertempuran Korps Marinir Karang Tekok, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten, Situbondo, Jawa Timur, Minggu.
"Latihan tempur pada hari ini merupakan puncak Latihan Kesenjataan Terpadu Korps Marinir 2018, yang tujuan menguji kemampuan dan keterampilan prajurit," kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Siwi Sukma Adji kepada wartawan usai pelaksanaan Latsendu 2018 di Situbondo.
Ia mengatakan, latihan ini adalah tindak lanjut dari beberapa kesenjataan mulai dari persenjataan perorangan, kafeleri, armed, kafeliri pertahanan udara dan latihan persenjataan lainnya.
Dalam latihan kesenjataan yang dimiliki Korps Marinir, katanya, selain untuk mengukur atau menguji kemampuan prajurit juga menilai persenjataan yang dimiliki maupun doktrin yang disesuaikan dengan kemajuan serta taktik perang.
"Untuk pengembangan alutsista (alat utama sistem pertahanan) sudah di sesuaikan dengan program yang telah dirancang TNI AL 2015, dan demikian juga pengembangan alutsista 2020-1024 juga telah disusun," paparnya.
Korps Marinir melaksanakan latihan Gerakan Maju Untuk Kontak atau GMUK dan dilanjutkan dengan perang kota dalam rangka Latihan Kesenjataan Terpadu Tahun 2018, dilaksanakan sejak beberapa hari terakhir dan puncak latihan pada Minggu (26/8).
Kegiatan perebutan sasaran yang melibatkan dari beberapa unsur baik dari kendaraan tempur howitzer, tank maupun dari senbanif itu sendiri yang bertujuan untuk menyelesaikan dan merebut sasaran pokok musuh yang berada di garis depan.
Senjata bantuan infanteri (Senbanif) mortir 81 mm dengan jarak tembakan 1.700 meter dan mortir 60 mm dengan jarak tembakan 1.200 meter buatan Rusia.
Selain mortir 81 mm dan mortir 60 mm senjata bantuan tank juga ikut melakukan penembakan dalam merebut dan menduduki sasaran musuh pada sekenario Latsendu 2018 tersebut. (*(
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Latihan tempur pada hari ini merupakan puncak Latihan Kesenjataan Terpadu Korps Marinir 2018, yang tujuan menguji kemampuan dan keterampilan prajurit," kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Siwi Sukma Adji kepada wartawan usai pelaksanaan Latsendu 2018 di Situbondo.
Ia mengatakan, latihan ini adalah tindak lanjut dari beberapa kesenjataan mulai dari persenjataan perorangan, kafeleri, armed, kafeliri pertahanan udara dan latihan persenjataan lainnya.
Dalam latihan kesenjataan yang dimiliki Korps Marinir, katanya, selain untuk mengukur atau menguji kemampuan prajurit juga menilai persenjataan yang dimiliki maupun doktrin yang disesuaikan dengan kemajuan serta taktik perang.
"Untuk pengembangan alutsista (alat utama sistem pertahanan) sudah di sesuaikan dengan program yang telah dirancang TNI AL 2015, dan demikian juga pengembangan alutsista 2020-1024 juga telah disusun," paparnya.
Korps Marinir melaksanakan latihan Gerakan Maju Untuk Kontak atau GMUK dan dilanjutkan dengan perang kota dalam rangka Latihan Kesenjataan Terpadu Tahun 2018, dilaksanakan sejak beberapa hari terakhir dan puncak latihan pada Minggu (26/8).
Kegiatan perebutan sasaran yang melibatkan dari beberapa unsur baik dari kendaraan tempur howitzer, tank maupun dari senbanif itu sendiri yang bertujuan untuk menyelesaikan dan merebut sasaran pokok musuh yang berada di garis depan.
Senjata bantuan infanteri (Senbanif) mortir 81 mm dengan jarak tembakan 1.700 meter dan mortir 60 mm dengan jarak tembakan 1.200 meter buatan Rusia.
Selain mortir 81 mm dan mortir 60 mm senjata bantuan tank juga ikut melakukan penembakan dalam merebut dan menduduki sasaran musuh pada sekenario Latsendu 2018 tersebut. (*(
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018