Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Omzet pedagang ayam potong di Bojonegoro, Jawa Timur, menurun sekitar 30 persen dibandingkan dalam kondisi normal disebabkan terpengaruh banyaknya daging kurban selama Hari Raya Idul Adha 1439 H.
Seorang pedagang ayam potong di Pasar Kota, Bojonegoro Ny. Sulipah, di Bojonegoro, Sabtu menjelaskan omzet penjualan daging ayam potong menurun sejak sehari setelah Hari Raya Idul Adha.
"Ya jelas turunnya omzet penjualan daging ayam potong pengaruh banyaknya daging kurban di masyarakat," katanya seraya menambahkan dalam kondisi normal bisa menjual daging ayam potong rata-rata 1,5 kuintal per hari.
Hal senada disampaikan pedagang daging ayam potong lainnya Arifin di pasar setempat yang juga menyebutkan menurunnya omzet daging ayam potong terjadi sehari setelah Hari Raya Idul Adha.
"Saya berjualan sehari setelah Hari Raya Idul Adha. Penurunan omzet penjualan daging ayam potong masih bisa tertolong dengan banyaknya masyarakat yang sekarang ini menggelar hajatan," ucapnya.
Ia menyebutkan mampu menjual daging ayam potong dalam kondisi normal di Pasar Kota, juga Pasar Sumberrejo, di Kecamatan Sumberrejo, sekitar 2,5 ton per harinya.
"Perkiraan saya omzet akan kembali stabil dalam sepekan," ucap dia dibenarkan Ny. Sulipah.
Selain omzet penjualan daging ayam potong menurun, kata Arifin, harga daging ayam potong mulai hari ini turun menjadi Rp32.000/kilogram, yang yang sebelumnya Rp34.000/kilogram.
Baik Arifin juga Ny. Sulipah mengaku tidak tahu pasti penyebab turunnya harga daging ayam potong, karena naik turunnya harga daging ayam potong bergantung harga pembelian di pedagang pengepul.
"Kami hanya mengikuti. Kalau harga pengambilan daging ayam potong turun ya kita ikut menurunkan harga," ucap Arifin menegaskan.
Menurut Arifin, para pedagang daging ayam potong di pasar setempat selama ini lebih senang mengambil ayam potong dari peternak dari berbagai daerah di Jawa Tengah, dibandingkan dengan peternak di Jawa Timur.
"Ayam potong peternak Jawa Timur, termasuk lokal Bojonegoro dan Tuban, tidak disukai pedagang karena kecil-kecil," ujar Ny. Sulipah.
Meskipun harga daging ayam potong turun, namun di Pasar Kota juga Pasar Banjarjo, untuk harga ayam Irak naik menjadi Rp60.000/ekor, yang sebelumnya Rp55.000/ekor, termasuk harga ayam kampung juga mengalami kenaikan berkisar Rp10.000-Rp15.000/ekor.
"Kalau naik turunnya harga ayam Irak bergantung dengan harga pakan," ucap Ny. Sulipah menambahkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Seorang pedagang ayam potong di Pasar Kota, Bojonegoro Ny. Sulipah, di Bojonegoro, Sabtu menjelaskan omzet penjualan daging ayam potong menurun sejak sehari setelah Hari Raya Idul Adha.
"Ya jelas turunnya omzet penjualan daging ayam potong pengaruh banyaknya daging kurban di masyarakat," katanya seraya menambahkan dalam kondisi normal bisa menjual daging ayam potong rata-rata 1,5 kuintal per hari.
Hal senada disampaikan pedagang daging ayam potong lainnya Arifin di pasar setempat yang juga menyebutkan menurunnya omzet daging ayam potong terjadi sehari setelah Hari Raya Idul Adha.
"Saya berjualan sehari setelah Hari Raya Idul Adha. Penurunan omzet penjualan daging ayam potong masih bisa tertolong dengan banyaknya masyarakat yang sekarang ini menggelar hajatan," ucapnya.
Ia menyebutkan mampu menjual daging ayam potong dalam kondisi normal di Pasar Kota, juga Pasar Sumberrejo, di Kecamatan Sumberrejo, sekitar 2,5 ton per harinya.
"Perkiraan saya omzet akan kembali stabil dalam sepekan," ucap dia dibenarkan Ny. Sulipah.
Selain omzet penjualan daging ayam potong menurun, kata Arifin, harga daging ayam potong mulai hari ini turun menjadi Rp32.000/kilogram, yang yang sebelumnya Rp34.000/kilogram.
Baik Arifin juga Ny. Sulipah mengaku tidak tahu pasti penyebab turunnya harga daging ayam potong, karena naik turunnya harga daging ayam potong bergantung harga pembelian di pedagang pengepul.
"Kami hanya mengikuti. Kalau harga pengambilan daging ayam potong turun ya kita ikut menurunkan harga," ucap Arifin menegaskan.
Menurut Arifin, para pedagang daging ayam potong di pasar setempat selama ini lebih senang mengambil ayam potong dari peternak dari berbagai daerah di Jawa Tengah, dibandingkan dengan peternak di Jawa Timur.
"Ayam potong peternak Jawa Timur, termasuk lokal Bojonegoro dan Tuban, tidak disukai pedagang karena kecil-kecil," ujar Ny. Sulipah.
Meskipun harga daging ayam potong turun, namun di Pasar Kota juga Pasar Banjarjo, untuk harga ayam Irak naik menjadi Rp60.000/ekor, yang sebelumnya Rp55.000/ekor, termasuk harga ayam kampung juga mengalami kenaikan berkisar Rp10.000-Rp15.000/ekor.
"Kalau naik turunnya harga ayam Irak bergantung dengan harga pakan," ucap Ny. Sulipah menambahkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018