Caracas (Antaranews jatim) - Gempa besar berkekuatan 7,3 pada Selasa mengguncang daerah pesisir timur Venezuela yang selama ini menjadi kawasan pemukiman komunitas nelayan miskin.
Guncangan terasa sampai ibu kota Kolombia, Bogota, dan membuat sebagian listrik di Trinidad padam.
Otoritas Venezuela mengaku belum menerima laporan korban luka, sementara dua orang sumber dari perusahaan minyak milik negara PDVSA mengatakan kepada Reuters bahwa fasilitas pengilangan dan ladang tambang mereka masih beroperasi normal.
Namun beberapa warga Venezuela yang mempunyai kerabat di dekat pusat gempa mengatakan bahwa mereka sulit menghubungi keluarganya akibat buruknya sinyal.
Venezuela sendiri nampak tidak siap menangani dampak bencana alam. Negara itu tengah kesulitan menghadapi krisis perekonomian, di mana obat-obatan dan bahan pangan semakin langka sementara rumah-rumah sakit tidak berfungsi dengan baik.
Guncangan itu terjadi pada pukul Selasa 17.31 waktu setempat, atau Rabu 04.31 WIB. Di sepanjang garis pantai yang penuh dengan pepohonan palem, sejumlah warga mengaku ketakutan dan berlarian di jalanan.
"Saya sedang bersantai di kasur sambil menonton televisi. Lantai kemudian mulai bergerak seperti air," kata Elia Sanchez, seorang dokter di Cumana, ibu kota negara bagian Sucre yang paling dekat dengan pusat gempat.
"Kami harus menuruni tangga sembilan lantai," kata dia.
Rosymer Rodrigues, juga di Kumana, mengatakan bahwa dia belum menyaksikan kerusakan yang besar. Namun para warga masih ketakutan.
"Masih banyak orang di jalan-jalan. Ada juga yang tengah mengemasi barang untuk bersiap jika ada gempa susulan," kata Rodriguez.
Gubernur Sucre mengatakan bahwa hingga kini belum ada laporan korban meninggal ataupun kerusakan besar. Dia meminta masyarakat untuk tetap tenang.
"Jangan termakan teror psikologis seperti ancaman ada tsunami atau sejenisnya," kata gubernur Edwin Rojas yang berasal dari Partai Sosialis, sama seperti Presiden Nicolas Maduro.
Menurut ilmuwan dari lembaga Geological Survey, Jessica Turner, gempa di Venezuela berkedalaman 123 km di bawah permukaan air laut sehingga cukup meredam guncangan.
"Gemper berkekuatan 7,3 tentu saja akan menyebabkan kerusakan, terutama di area ini di mana bangunan terlihat rentan," kata dia melalui sambungan telepon.
Guncangan ini terasa di Caracas, negara tetangga Kolombia, dan sejumlah negara kepulauan dekat seperti Trinidad dan Tobago.
Di Trinidad dan Tobago, muncul sejumlah laporan keretakan bangunan, kerusakan mobil akibat tertimpa bahan bangunan, dan listrik padam.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Guncangan terasa sampai ibu kota Kolombia, Bogota, dan membuat sebagian listrik di Trinidad padam.
Otoritas Venezuela mengaku belum menerima laporan korban luka, sementara dua orang sumber dari perusahaan minyak milik negara PDVSA mengatakan kepada Reuters bahwa fasilitas pengilangan dan ladang tambang mereka masih beroperasi normal.
Namun beberapa warga Venezuela yang mempunyai kerabat di dekat pusat gempa mengatakan bahwa mereka sulit menghubungi keluarganya akibat buruknya sinyal.
Venezuela sendiri nampak tidak siap menangani dampak bencana alam. Negara itu tengah kesulitan menghadapi krisis perekonomian, di mana obat-obatan dan bahan pangan semakin langka sementara rumah-rumah sakit tidak berfungsi dengan baik.
Guncangan itu terjadi pada pukul Selasa 17.31 waktu setempat, atau Rabu 04.31 WIB. Di sepanjang garis pantai yang penuh dengan pepohonan palem, sejumlah warga mengaku ketakutan dan berlarian di jalanan.
"Saya sedang bersantai di kasur sambil menonton televisi. Lantai kemudian mulai bergerak seperti air," kata Elia Sanchez, seorang dokter di Cumana, ibu kota negara bagian Sucre yang paling dekat dengan pusat gempat.
"Kami harus menuruni tangga sembilan lantai," kata dia.
Rosymer Rodrigues, juga di Kumana, mengatakan bahwa dia belum menyaksikan kerusakan yang besar. Namun para warga masih ketakutan.
"Masih banyak orang di jalan-jalan. Ada juga yang tengah mengemasi barang untuk bersiap jika ada gempa susulan," kata Rodriguez.
Gubernur Sucre mengatakan bahwa hingga kini belum ada laporan korban meninggal ataupun kerusakan besar. Dia meminta masyarakat untuk tetap tenang.
"Jangan termakan teror psikologis seperti ancaman ada tsunami atau sejenisnya," kata gubernur Edwin Rojas yang berasal dari Partai Sosialis, sama seperti Presiden Nicolas Maduro.
Menurut ilmuwan dari lembaga Geological Survey, Jessica Turner, gempa di Venezuela berkedalaman 123 km di bawah permukaan air laut sehingga cukup meredam guncangan.
"Gemper berkekuatan 7,3 tentu saja akan menyebabkan kerusakan, terutama di area ini di mana bangunan terlihat rentan," kata dia melalui sambungan telepon.
Guncangan ini terasa di Caracas, negara tetangga Kolombia, dan sejumlah negara kepulauan dekat seperti Trinidad dan Tobago.
Di Trinidad dan Tobago, muncul sejumlah laporan keretakan bangunan, kerusakan mobil akibat tertimpa bahan bangunan, dan listrik padam.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018