Ponorogo (Antaranews Jatim) – Jajaran Kodim 0802/Ponorogo melakukan latihan menari ‘gemu famire’ untuk mempersiapkan tarian massal guna memecahkan rekor Musium Rekor Dunia Indonesia (MURI), di lapangan Makodim Ponorogo, Jawa Timur, Selasa.
Koordinator latihan tari ‘gemu famire’, Kapten Czi Fachrozi Ansharullah di Ponorogo, Selasa, menuturkan latihan tari ‘gemu famire’ diikuti ratusan orang. Mereka terdiri anggota Kodim Ponorogo dan anggota Persatuan Isteri Tentara (Persit) Kartika Candra Kirana Cabang (KCK) XVI Kodim Ponorogo.
“Hari ini (Selasa) dilaksanakan latihan secara bersama-sama yang diikuti oleh ratusan anggota Kodim Ponorogo dan Persit KCK Cabang XVI Kodim 0802/Ponorogo yang terlibat dalam kegiatan pemecahan rekor MURI,” jelas Fachrozi.
Ia menyebutkan, tarian massal yang akan memecahkan rekor MURI tersebut rencananya dilaksanakan pada 4 September 2018.
Menurut dia, dipilihnya tari ‘gemu famire’ dalam pemecahan rekor MURI karena alasan tarian tersebut merupakan tarian khas daerah di Indonesia yang memiliki gerakan energik.
“Selain untuk melestarikan budaya daerah, tarian ini juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana membina kebugaran fisik anggota,” ujarnya.
Dia menambahkan, latihan tarian massal ‘gemu famire’ telah dilakukan sejak beberapa hari sebelumnya. Latihan diawali dengan latihan kader. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Koordinator latihan tari ‘gemu famire’, Kapten Czi Fachrozi Ansharullah di Ponorogo, Selasa, menuturkan latihan tari ‘gemu famire’ diikuti ratusan orang. Mereka terdiri anggota Kodim Ponorogo dan anggota Persatuan Isteri Tentara (Persit) Kartika Candra Kirana Cabang (KCK) XVI Kodim Ponorogo.
“Hari ini (Selasa) dilaksanakan latihan secara bersama-sama yang diikuti oleh ratusan anggota Kodim Ponorogo dan Persit KCK Cabang XVI Kodim 0802/Ponorogo yang terlibat dalam kegiatan pemecahan rekor MURI,” jelas Fachrozi.
Ia menyebutkan, tarian massal yang akan memecahkan rekor MURI tersebut rencananya dilaksanakan pada 4 September 2018.
Menurut dia, dipilihnya tari ‘gemu famire’ dalam pemecahan rekor MURI karena alasan tarian tersebut merupakan tarian khas daerah di Indonesia yang memiliki gerakan energik.
“Selain untuk melestarikan budaya daerah, tarian ini juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana membina kebugaran fisik anggota,” ujarnya.
Dia menambahkan, latihan tarian massal ‘gemu famire’ telah dilakukan sejak beberapa hari sebelumnya. Latihan diawali dengan latihan kader. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018