Kualalumpur (Antaranews Jatim) - Malaysia memburu perangkat industri mengandung bahan radioaktif yang dilaporkan hilang dari truk pikep pada 10 Agustus, kata polisi dan media pada Senin.
Pihak berwenang mengkhawatirkan perangkat itu, yang berisi sejumlah tidak diketahui iridium radioaktif, dapat menyebabkan radiasi atau digunakan sebagai senjata oleh pegaris keras, kata harian "New Straits Times", yang mengutip sumber tidak disebutkan namanya.
Perangkat 23 kilogram itu, yang digunakan dalam radiografi industri, hilang dalam perjalanan ke Shah Alam, di pinggiran Kuala Lumpur, Ibu Kota Malaysia, dari kota Seremban, sekitar 60 kilometer, kata koran tersebut.
"Ya, ada laporan dan kami sedang menyelidiki," kata Mazlan Mansor, kepala polisi negara bagian Selangor, kepada Reuters dalam pesan singkat. Ia menolak menjelaskan.
Dua karyawan perusahaan pemilik peralatan yang hilang itu ditangkap tapi kemudian dibebaskan karena tidak cukup bukti, kata media.
Bahan radioaktif yang hilang atau dicuri dapat jatuh ke tangan pegaris keras, yang mungkin mencoba membuat perangkat nuklir mentah atau yang disebut "bom kotor", kata badan atom Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Perangkat semacam itu menggabungkan bahan nuklir dengan bahan peledak konvensional untuk mencemari daerah dengan radiasi, berbeda dengan senjata nuklir, yang menggunakan fisi nuklir untuk memicu ledakan jauh lebih kuat.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Pihak berwenang mengkhawatirkan perangkat itu, yang berisi sejumlah tidak diketahui iridium radioaktif, dapat menyebabkan radiasi atau digunakan sebagai senjata oleh pegaris keras, kata harian "New Straits Times", yang mengutip sumber tidak disebutkan namanya.
Perangkat 23 kilogram itu, yang digunakan dalam radiografi industri, hilang dalam perjalanan ke Shah Alam, di pinggiran Kuala Lumpur, Ibu Kota Malaysia, dari kota Seremban, sekitar 60 kilometer, kata koran tersebut.
"Ya, ada laporan dan kami sedang menyelidiki," kata Mazlan Mansor, kepala polisi negara bagian Selangor, kepada Reuters dalam pesan singkat. Ia menolak menjelaskan.
Dua karyawan perusahaan pemilik peralatan yang hilang itu ditangkap tapi kemudian dibebaskan karena tidak cukup bukti, kata media.
Bahan radioaktif yang hilang atau dicuri dapat jatuh ke tangan pegaris keras, yang mungkin mencoba membuat perangkat nuklir mentah atau yang disebut "bom kotor", kata badan atom Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Perangkat semacam itu menggabungkan bahan nuklir dengan bahan peledak konvensional untuk mencemari daerah dengan radiasi, berbeda dengan senjata nuklir, yang menggunakan fisi nuklir untuk memicu ledakan jauh lebih kuat.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018