Surabaya (Antaranews Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memutuskan untuk menangani sendiri persoalan siswa putus sekolah baik di tingkat sekolah dasar maupun sekolah menengah pertama di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur.
     
Tri Rismaharini, di Surabaya, Minggu, mengaku prihatin dengan adanya sejumlah temuan seperti siswa putus sekolah karena tidak bisa bayar sekolah, begitu juga dengan adanya ijazah anak ditahan sekolah karena penyebab yang sama.
     
"Jika membahas perihal anak–anak putus sekolah, saya membayangkan bagaimana jika nasib saya seperti mereka. Banyak sekali anak putus sekolah dari SMA," ujar Wali Kota Surabaya.
     
Permasalahan tersebut diketahui Risma pada saat dirinya mendapat keluhan dari warga pada saat melakukan kunjungan di kawasan eks lokalisasi Dolly pada Maret 2018. 
     
Pada saat itu, Risma menemukan banyak siswa yang menunggak pembayaran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) di beberapa sekolah di tingkat SD, SMP dan SMK. Padahal sekolah tersebut diketahui  sudah mendapat Bantuan Operasional Pendidikan (Bopda).
     
Mendapati hal itu, Risma memerintahkan staf Pemkot Surabaya untuk menutup semua kekurangan SPP di sekolah tersebut. Mengetahui hal itu, pihak sekolah langsung membebaskan kekurangan SPP yang dialami sejumlah siswa tersebut.    
     
Persoalan seputar pendidikan ini juga disampaikan Risma pada saat acara Silaturrahmi Akbar Arek-Arek Suroboyo 2018 yang digelar Ormas Pemuda Surabaya (Pusura) di Taman Surya Kota Surabaya beberapa hari lalu. 
     
Risma juga mengatakan pihaknya sudah menyiapkan pemahaman tentang budi pekerti kepada para siswa di tiap-tiap sekolah SD dan SMP di Kota Pahlawan. 
     
"Namun, kami menganggap tidak semudah itu untuk mengubah karakter anak beserta orang tuanya," ujarnya.
     
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya mengajak semua elemen masyarakat di Kota Surabaya untuk membantu mensukseskan program dari Pemkot Surabaya tersebut. (*)

 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018