Tulungagung (Antaranews Jatim) - Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur menjamin stok atau persediaan hewan qurban untuk memenuhi kebutuhan lokal di daerah itu selama perayaan Idul Adha mencukupi.
"Cukup, sangat cukup. Saya kira tidak perlu mendatangkan hewan qurban dari daerah luar, apalagi impor," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung Mulyanto di Tulungagung, Minggu.
Saat ini, lanjut dia, populasi hewan ternak sapi yang tersebar di wilayah Kabupaten Tulungagung ada sekitar 111.097 ekor, sementara yang siap untuk dipotong sebanyak 10.902 ekor.
Sementara untuk populasi hewan ternak kambing saat ini ada sekitar 197.075 ekor dan yang siap untuk dipotong sebanyak 20.103 ekor.
"Kalau kebutuhan riil hewan qurban untuk area lokal Tulungagung kami perkirakan 2.100-an ekor sapi dan kambingnya sekitar 11.072 ekor. Kebutuhan kambing biasanya lebih banyak karena (harga) terjangkau," katanya.
Menurut Mulyanto, jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan pada 2017, di mana untuk kambing yang dipotong sekitar 10.066 ekor, dan sapi 1.834 ekor.
"Jadi untuk kebutuhan hewan kurban di Tulungagung kami rasa cukup, sehingga tidak perlu mendatangkan sapi maupun kambing dari luar kota/kabupaten lain. Apalagi impor," katanya.
Menurutnya, jumlah populasi sapi terbesar di Kecamatan Ngantru, Kalidawir, Rejotangan, Ngunut, dan Sumbergempol.
Sedangkan untuk hewan kambing hampir seluruh kecamatan yang ada di Tulungagung ada populasinya, kecuali kecamatan kota.
"Populasi hewan ternak sapi terbesar di wilayah Kalidawir, Rejotangan. Sedangkan untuk kambing hampir di semua kecamatan kecuali wilayah kota," katanya.
Soal harga, Mulyanto memaparkan jika harga daging sapi hidup sejak Januari 2018 terus mengalami kenaikan, dari harga Rp42 ribu per kilogram kini pada Agustus naik menjadi Rp45 ribu per kilogram.
Sedangkan untuk hewan kambing harga pada Januari lalu dikisaran Rp50 ribu per kilogram dan kini naik menjadi Rp63 ribu per kilogram nya.
"Harga sapi dan kambing hidup setiap bulannya mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal itu dampak dari tingginya permintaan di pasar," katanya.
Mulyanto menegaskan untuk hewan kurban yang dijual di pasar dinyatakan sehat semua.
Hal itu berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukannya oleh sejumlah petugas di setiap pasar hewan.
Dia juga mengintruksikan kepada setiap petugas kesehatan hewan di masing?masing kecamatan untuk melakukan pemeriksaan hewan di tempat penjualan hewan kurban yang ada di setiap kecamatan.
"Disamping itu petugas di lapangan kami perintahkan untuk melakukan pemeriksaan di setiap pasar maupun tempat penjualan hewan kurban di setiap kecamatan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Cukup, sangat cukup. Saya kira tidak perlu mendatangkan hewan qurban dari daerah luar, apalagi impor," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung Mulyanto di Tulungagung, Minggu.
Saat ini, lanjut dia, populasi hewan ternak sapi yang tersebar di wilayah Kabupaten Tulungagung ada sekitar 111.097 ekor, sementara yang siap untuk dipotong sebanyak 10.902 ekor.
Sementara untuk populasi hewan ternak kambing saat ini ada sekitar 197.075 ekor dan yang siap untuk dipotong sebanyak 20.103 ekor.
"Kalau kebutuhan riil hewan qurban untuk area lokal Tulungagung kami perkirakan 2.100-an ekor sapi dan kambingnya sekitar 11.072 ekor. Kebutuhan kambing biasanya lebih banyak karena (harga) terjangkau," katanya.
Menurut Mulyanto, jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan pada 2017, di mana untuk kambing yang dipotong sekitar 10.066 ekor, dan sapi 1.834 ekor.
"Jadi untuk kebutuhan hewan kurban di Tulungagung kami rasa cukup, sehingga tidak perlu mendatangkan sapi maupun kambing dari luar kota/kabupaten lain. Apalagi impor," katanya.
Menurutnya, jumlah populasi sapi terbesar di Kecamatan Ngantru, Kalidawir, Rejotangan, Ngunut, dan Sumbergempol.
Sedangkan untuk hewan kambing hampir seluruh kecamatan yang ada di Tulungagung ada populasinya, kecuali kecamatan kota.
"Populasi hewan ternak sapi terbesar di wilayah Kalidawir, Rejotangan. Sedangkan untuk kambing hampir di semua kecamatan kecuali wilayah kota," katanya.
Soal harga, Mulyanto memaparkan jika harga daging sapi hidup sejak Januari 2018 terus mengalami kenaikan, dari harga Rp42 ribu per kilogram kini pada Agustus naik menjadi Rp45 ribu per kilogram.
Sedangkan untuk hewan kambing harga pada Januari lalu dikisaran Rp50 ribu per kilogram dan kini naik menjadi Rp63 ribu per kilogram nya.
"Harga sapi dan kambing hidup setiap bulannya mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal itu dampak dari tingginya permintaan di pasar," katanya.
Mulyanto menegaskan untuk hewan kurban yang dijual di pasar dinyatakan sehat semua.
Hal itu berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukannya oleh sejumlah petugas di setiap pasar hewan.
Dia juga mengintruksikan kepada setiap petugas kesehatan hewan di masing?masing kecamatan untuk melakukan pemeriksaan hewan di tempat penjualan hewan kurban yang ada di setiap kecamatan.
"Disamping itu petugas di lapangan kami perintahkan untuk melakukan pemeriksaan di setiap pasar maupun tempat penjualan hewan kurban di setiap kecamatan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018