Badung (Antaranews Jatim)  -  PT Semen Indonesia optimistis tetap akan mampu menguasai pasar semen,  meskipun pemain baru (pabrik semen)  bermunculan termasuk pabrik semen Conch dari China yang menjual semen di bawah harga Semen Indonesia. 

"SI  tidak akan menurunkan harga dalam melakukan persaingan bisnis semen,  tapi memperkuat pemasaran termasuk efisiensi di berbagai bidang, "  kata Sekretaris PT Semen Indonesia Agung Wiharto di Badung,  Bali,  Kamis. 

Berbicara kepada puluhan wartawan dari Tuban dan Bojonegoro dalam acara  " Media Gathering",  ia menjelaskan bahwa masyarakat membeli semen disebabkan persepsi bahwa semen yang dibeli memiliki kualitas bagus. 

"Orang membeli semen karena persepsi yang didalamnya juga ada berbagai pendukung termasuk pelayanan yang bagus, " kata dia menegaskan. 

Ia memberikan gambaran bahwa harga semen PT Indonesia Rp42.000/zak (40 kilogram)  dan Conch Rp39.000/zak.

" SI tidak akan membuat semen dengan kualitas di bawahnya agar harganya bisa turun ya karena akan mempengaruhi persepsi kualitas semen, " ujarnya. 

Selain itu untuk memperkuat perusahaan,  lanjutnya,  PT SI Juga melakukan efisiensi dalam pembiayaan dalam berbagai bidang,  termasuk  efisiensi biaya produksi dalam memanfaatkan bahan bakar batu bara. 

" Biaya terbesar yaitu produksi hingga mencapai 30 persen,  lainnya biaya listrik juga transportasi sekitar 17 persen, tapi prosentase biaya karyawan termasuk kecil, " ujarnya. 

Saat Ini,  kata dia,  SI masih menguasai pasar semen di Jatim,  sekitar 75 persen,  Jateng 40 persen dan Jawa Barat 20 persen. 

Ia juga optimistis pemasaran pabrik semen di Rembang,  Jawa Tengah,  akan memperkuat pemasaran semen di Jateng kalau nanti sudah bisa berproduksi secara maksimal.  Pabrik semen Rembang baru bisa berproduksi sekitar 50 persen dari kapasitas produksi sebesar 3 juta ton per tahun. 

Ia memperkirakan pabrik Rembang bisa berproduksi secara penuh setelah berbagai masalah tanah bisa diselesaikan. 

"Saya kira tahun depan sudah bisa berproduksi penuh. Saat ini bahannya masih membeli tanah dari masyarakat,  "katanya. 

Menurut dia,  dalam pemasaran di Jatim pasokan semen dari pabrik semen di Tuban harus menghadapi dua jembatan timbang dengan jarak dekat kalau akan membawa semen keluar. Tapi di Jawa Barat pabrik semen di luar SI baru ada jembatan timbang dengan jarak sekitar 200 kilometer. 

"Pengiriman semen di Jabar ya bisa melebihi kapasitas sebelum sampai di jembatan timbang, " ucapnya. 

Ia menambahkan bahwa posisi produksi semen nasional mencapai  107 juta ton pada 2018, sedangkan kebutuhan semen nasional sekitar 70 juta ton sehingga masih surplus. 

" Surplus produksi semen masih akan terjadi paling tidak sampai 2025, " ucapnya. (*) 





 

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018