Manchester (Antara/Reuters) - Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) tengah melakukan studi kelayakan untuk penawaran penyelenggaraan final Piala Dunia 2030 final, ketua FA Greg Clarke mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu waktu setempat.
Inggris, yang pernah menjadi tuan rumah Piala Dunia pada tahun 1966, gagal dalam upaya terakhir mereka untuk memenangkan hak menyelenggarakan turnamen 2018 yang akhirnya diadakan di Rusia.
"Bulan lalu FA Inggris setuju untuk melakukan studi kelayakan atas kemungkinan mengajukan diri menjadi kandidat potensial mewakili UEFA sebagai tuan rumah final Piala Dunia FIFA pada tahun 2030," kata Clarke.
"Pekerjaan ini akan berlangsung selama musim baru dan tidak akan ada keputusan yang akan dibuat sampai 2019."
Tawaran bersama tiga negara di kawasan Amerika Selatan yang melibatkan Argentina, Uruguay dan Paraguay telah diumumkan untuk persaingan tuan rumah Piala Dunia 2030.
Para pejabat di negara-negara Amerika Selatan itu mengatakan, mereka memperkirakan penawaran Inggris itu mungkin digabungkan dengan negara-negara lain dari persemakmuran Inggris.
Sementara ini FA belum secara langsung membahas kemungkinan tawaran tuan rumah bersama, kemungkinan bahwa studi mereka akan melihat manfaat potensial dari pendekatan semacam itu -- mengingat Piala Dunia akan berkembang menjadi 48 tim pada final di tahun 2026.
Kongres FIFA memberikan suara pada bulan Juni untuk penawaran gabungan tiga negara yakni Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.
Setelah keputusan itu, perwakilan FA di FIFA, David Gill, mengatakan proses penawaran yang lebih jelas membuka kemungkinan tawaran baru Inggris.
Clarke menepis saran dari mantan ketua FA David Triesman bahwa Inggris bisa melangkah untuk menjadi tuan rumah di turnamen Piala Dunia 2022 jika Qatar mengundurkan diri.
"FIFA telah memilih Qatar untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 dan mereka memiliki kewajiban untuk menyelidiki masalah apa pun seputar proses yang benar-benar menjadi pertanya.
"Rusia melakukan pekerjaan cemerlang sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 dan kami mendukung rotasi penyelenggaraan Piala Dunia di antara negara anggota konfederasi," kata Clarke.
"Itu akan membuat Piala Dunia 2030 yang berikutnya negara Eropa mungkin bisa menjadi tuan rumah dan bukan sebelumnya. Siapa pun yang menyarankan sebaliknya bertindak tidak hormat terhadap kompetisi global kami, sebaiknya tidak berbicara atas nama FA Inggris." (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Inggris, yang pernah menjadi tuan rumah Piala Dunia pada tahun 1966, gagal dalam upaya terakhir mereka untuk memenangkan hak menyelenggarakan turnamen 2018 yang akhirnya diadakan di Rusia.
"Bulan lalu FA Inggris setuju untuk melakukan studi kelayakan atas kemungkinan mengajukan diri menjadi kandidat potensial mewakili UEFA sebagai tuan rumah final Piala Dunia FIFA pada tahun 2030," kata Clarke.
"Pekerjaan ini akan berlangsung selama musim baru dan tidak akan ada keputusan yang akan dibuat sampai 2019."
Tawaran bersama tiga negara di kawasan Amerika Selatan yang melibatkan Argentina, Uruguay dan Paraguay telah diumumkan untuk persaingan tuan rumah Piala Dunia 2030.
Para pejabat di negara-negara Amerika Selatan itu mengatakan, mereka memperkirakan penawaran Inggris itu mungkin digabungkan dengan negara-negara lain dari persemakmuran Inggris.
Sementara ini FA belum secara langsung membahas kemungkinan tawaran tuan rumah bersama, kemungkinan bahwa studi mereka akan melihat manfaat potensial dari pendekatan semacam itu -- mengingat Piala Dunia akan berkembang menjadi 48 tim pada final di tahun 2026.
Kongres FIFA memberikan suara pada bulan Juni untuk penawaran gabungan tiga negara yakni Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.
Setelah keputusan itu, perwakilan FA di FIFA, David Gill, mengatakan proses penawaran yang lebih jelas membuka kemungkinan tawaran baru Inggris.
Clarke menepis saran dari mantan ketua FA David Triesman bahwa Inggris bisa melangkah untuk menjadi tuan rumah di turnamen Piala Dunia 2022 jika Qatar mengundurkan diri.
"FIFA telah memilih Qatar untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 dan mereka memiliki kewajiban untuk menyelidiki masalah apa pun seputar proses yang benar-benar menjadi pertanya.
"Rusia melakukan pekerjaan cemerlang sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 dan kami mendukung rotasi penyelenggaraan Piala Dunia di antara negara anggota konfederasi," kata Clarke.
"Itu akan membuat Piala Dunia 2030 yang berikutnya negara Eropa mungkin bisa menjadi tuan rumah dan bukan sebelumnya. Siapa pun yang menyarankan sebaliknya bertindak tidak hormat terhadap kompetisi global kami, sebaiknya tidak berbicara atas nama FA Inggris." (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018