Kediri (Antaranews Jatim) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyebut pemberangkatan jamaah calon haji pada musim haji 2018 berjalan relatif lebih lancar sesuai dengan rencana.
"Berlangsung lancar, semua aktivitas pemberangkatan dari Tanah Air ke Tanah Suci berlangsung dengan baik, sebagaimana rencana," katanya saat menghadiri acara seminar nasional dan peresmian perubahan status STAIN Kediri menjadi IAIN Kediri di Kediri, Jawa Timur, Kamis petang.
Ia mengatakan pada gelombang pertama pemberangkatan jamaah calon haji pada musim haji 2018 itu diharapkan bisa berlangsung dengan lancar. Pemberangkatan gelombang pertama itu hingga akhir Juli 2018 ke Madinah, sedangkan untuk yang gelombang kedua diharapkan bisa hingga 15 Agustus 2018.
"Mudah-mudahan sampai dengan tanggal akhir Juli 2018, gelombang pertma dari Tanah Air bisa diberangkatkan ke Madinah. Gelombang kedua dari 13 embarkasi di Tanah Air bisa ke Jeddah hingga kloter terakhir 15 Agustus," ujarnya.
Namun, saat dikonfirmasi terkait dengan sejumlah calon haji yang tidak bisa berangkat pada musim haji 2018 serta penyelesaian visa, Menteri Agama Lukman Hakim enggan menjawabnya dengan alasan segera pergi sebab ada kegiatan lainnya.
Ia menghadiri acara di IAIN Kediri. Dalam acara itu, ia mengaku bangga sebab kini status kampus itu sudah berubah dari sebelumnya Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN).
"Kami bahagia atas perubahan status ini, sehingga bisa tentukan wajah Islam Indonesia di masa datang. Perubahan status ini harus dimaknai sebagai momentum perubahan. Bukan hanya transformasi kelembagaan tapi perubahan menjadi universitas kelas dunia," kata dia.
Ia juga berharap, dengan perubahan status itu bisa mewarnai intelektualitas dunia.
Sebelumnya, sudah banyak intelektual Islam yang berkontribusi besar pada pendidikan, misalnya Syekh Yusuf Al Makassari, Syekh Nawawi Al Bagdad, dan sejumlah ilmuwan lainnya.
"Ribuan mahasiswa yang menimba ilmu ini kami harapkan akan lahir banyak intelektual. Lahirnya IAIN ini bukan hanya untuk kebutuhan masyarakat, tapi untuk ratusan tahun mendatang. Civitas akademika pada hakikatnya adalah yang bertanggung jawab untuk membina, membentuk corak warna, memberikan pemahaman, pengalaman Islam. Terlebih lagi di era globalisasi, maka bisa sangat berpengaruh dengan apa yang terjadi," kata dia.
Dalam acara itu, hadir pula Wakil Wali Kota Kediri Lilik Muhibbah, Kepala Kementerian Agama Kota Kediri, dan sejumlah tamu undangan lainnya. Hadir juga ratusan mahasiswa kampus tersebut. (*)
Video Oleh Asmaul Chusna
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Berlangsung lancar, semua aktivitas pemberangkatan dari Tanah Air ke Tanah Suci berlangsung dengan baik, sebagaimana rencana," katanya saat menghadiri acara seminar nasional dan peresmian perubahan status STAIN Kediri menjadi IAIN Kediri di Kediri, Jawa Timur, Kamis petang.
Ia mengatakan pada gelombang pertama pemberangkatan jamaah calon haji pada musim haji 2018 itu diharapkan bisa berlangsung dengan lancar. Pemberangkatan gelombang pertama itu hingga akhir Juli 2018 ke Madinah, sedangkan untuk yang gelombang kedua diharapkan bisa hingga 15 Agustus 2018.
"Mudah-mudahan sampai dengan tanggal akhir Juli 2018, gelombang pertma dari Tanah Air bisa diberangkatkan ke Madinah. Gelombang kedua dari 13 embarkasi di Tanah Air bisa ke Jeddah hingga kloter terakhir 15 Agustus," ujarnya.
Namun, saat dikonfirmasi terkait dengan sejumlah calon haji yang tidak bisa berangkat pada musim haji 2018 serta penyelesaian visa, Menteri Agama Lukman Hakim enggan menjawabnya dengan alasan segera pergi sebab ada kegiatan lainnya.
Ia menghadiri acara di IAIN Kediri. Dalam acara itu, ia mengaku bangga sebab kini status kampus itu sudah berubah dari sebelumnya Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN).
"Kami bahagia atas perubahan status ini, sehingga bisa tentukan wajah Islam Indonesia di masa datang. Perubahan status ini harus dimaknai sebagai momentum perubahan. Bukan hanya transformasi kelembagaan tapi perubahan menjadi universitas kelas dunia," kata dia.
Ia juga berharap, dengan perubahan status itu bisa mewarnai intelektualitas dunia.
Sebelumnya, sudah banyak intelektual Islam yang berkontribusi besar pada pendidikan, misalnya Syekh Yusuf Al Makassari, Syekh Nawawi Al Bagdad, dan sejumlah ilmuwan lainnya.
"Ribuan mahasiswa yang menimba ilmu ini kami harapkan akan lahir banyak intelektual. Lahirnya IAIN ini bukan hanya untuk kebutuhan masyarakat, tapi untuk ratusan tahun mendatang. Civitas akademika pada hakikatnya adalah yang bertanggung jawab untuk membina, membentuk corak warna, memberikan pemahaman, pengalaman Islam. Terlebih lagi di era globalisasi, maka bisa sangat berpengaruh dengan apa yang terjadi," kata dia.
Dalam acara itu, hadir pula Wakil Wali Kota Kediri Lilik Muhibbah, Kepala Kementerian Agama Kota Kediri, dan sejumlah tamu undangan lainnya. Hadir juga ratusan mahasiswa kampus tersebut. (*)
Video Oleh Asmaul Chusna
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018