Tulungagung (Antaranews Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengimbau nelayan dan warga di pesisir selatan Tulungagung agar mewaspadai fenomena gelombang pasang dengan ketinggian mencapai 4-6 meter dan diminta tidak melaut sampai cuaca stabil.

"Kami imbau warga di pesisir Pantai Sidem, Popoh, dan Sine agar menjauh dulu dari area bibir pantai. Cuacanya sedang tidak bersahabat," kata Kepala BPBD Tulungagung Suroto di Tulungagung, Kamis.

Menurut data prakiraan cuaca BMKG yang diterima BPBD Tulungagung, cuaca buruk yang memicu gelombang tinggi diprediksi terjadi sejak 22-26 Juli.

Setelah itu, gelombang pasang sedikit menurun dengan ketinggian bervariasi, antara 2-6 meter mulai 27-29 Juli.

"Selama kondisi belum stabil masyarakat dan nelayan sebaiknya tidak melaut dulu. Demi keselamatan," imbau Suroto.

Saat ini warga pesisir yang bermukim di dekat pantai s Tulungagung masih melakukan kesiagaan.

Dua pemukiman nelayan yang melakukan jaga malam bersama adalah warga Dusun Sine di Teluk Sine dan warga Sidem di Pantai Sidem, Teluk Popoh.

Banjir rob sudah beberapa kali masuk ke area pemukiman, dan sebagian merusak properti hunian nelayan yang terbuat semipermanen dari bahan kayu atau bambu.

Tak hanya menggenangi pemukiman, belasan kapal nelayan dilaporkan rusak, terbalik, karam atau terhempas ke pantai akibat diterjang ombak tinggi berulang-ulang.

"Syukurlah, sejauh ini tidak ada korban. Hanya beberapa rumah warga terdampak, tapi tidak parah," katanya.

Sayangnya, BPBD tidak memiliki data soal kerusakan belasan kapal nelayan yang karam atau terhempas ke tepi pantai akibat tali jangkar yang putus setelah diombang-ambingkan gelombang pasang setinggi 4 meter lebih di dalam area Teluk Popoh maupun Sine. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018