Hawaii (Antaranews Jatim) - Prajurit Korps Marinir TNI AL yang tergabung dalam Satgas Latihan Bersama (Latma) Multilateral Rim Of The Pacific (Rimpac) 2018 melaksanakan latihan debarkasi dan reembarkasi di perairan Pantai Kawaihae, Hawai’i Island, Hawaii, Amerika Serikat, Senin (23/7) waktu setempat atau Selasa waktu Indonesia.
Kasubdispenum Dispen Korps Marinir Mayor Marinir Sutrisno dalam siaran persnya menyebutkan latihan yang dipimpin Danton Kavaleri Lettu Mar Rahmat Alan tersebut melibatkan delapan unit kendaraan tempur amphibious assault vehicles LVT-7, dua unit Landing Craft Utility (LCU) dan dua unit Landing Craft Vehicle Personnel (LCVP) dari KRI Makassar-590, serta dua unit perahu karet dan motor tempelnya.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengetahui kesiapan material tempur serta menguji jaring komunikasi radio dan hubungan antarLVT-7 dengan unsur darat dan unsur laut di KRI sebelum melaksanakan puncak kegiatan latihan Rimpac 2018, yaitu pendaratan amfibi di Pyramid Rock Beach, Kaneohe Bay pada tanggal 29 Juli 2018. Pada saat yang bersamaan, Pasrat Korps Marinir di bawah komando Mayor Marinir Afrison Taufik juga melaksanakan proses reembarkasi pasukan dengan menggunakan LVT-7 dari pantai Kawaihae menuju KRI Makassar-590.
Perwira Embarkasi Pasukan Kapten Marinir Dhani Widiyanta menilai bahwa unsur Kavaleri Korps Marinir TNI AL saat ini merupakan salah satu satuan yang juga berperan penting dalam pelaksanaan operasi pendaratan amfibi karena prajurit Marinir pada dasarnya adalah pasukan pendarat amfibi sehingga Korps Marinir benar-benar membutuhkan pengawak-pengawak kendaraan tempur kavaleri yang andal dan terlatih.
Sementara itu, Komandan Satgas Rimpac Mayor Marinir Aristoyuda mengatakan, latihan debarkasi dan reembarkasi merupakan salah satu materi yang dilatihkan dalam Latma Rimpac 2018, dengan harapan bahwa dalam latihan puncak, yaitu pendaratan amfibi dapat berjalan dengan lancar dan aman.
Dalam proses latihan debarkasi dan reembarkasi, pasukan infanteri dan unsur bantuan administrasi (banmin) masuk ke dalam LVT-7 untuk dibawa langsung ke KRI Makassar-590. "Secara teori, spesifikasi dan kemampuan kendaraan tempur LVT-7 sangat bagus untuk melaksanakan proses debarkasi dan reembarkasi pasukan. Jadi dengan kegiatan latihan ini, seluruh unsur pasrat dan KRI dapat melaksanakan proses integrasi dengan maksimal. Alhamdulillah, semua kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan aman," kata Komandan Satgas Rimpac.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Kasubdispenum Dispen Korps Marinir Mayor Marinir Sutrisno dalam siaran persnya menyebutkan latihan yang dipimpin Danton Kavaleri Lettu Mar Rahmat Alan tersebut melibatkan delapan unit kendaraan tempur amphibious assault vehicles LVT-7, dua unit Landing Craft Utility (LCU) dan dua unit Landing Craft Vehicle Personnel (LCVP) dari KRI Makassar-590, serta dua unit perahu karet dan motor tempelnya.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengetahui kesiapan material tempur serta menguji jaring komunikasi radio dan hubungan antarLVT-7 dengan unsur darat dan unsur laut di KRI sebelum melaksanakan puncak kegiatan latihan Rimpac 2018, yaitu pendaratan amfibi di Pyramid Rock Beach, Kaneohe Bay pada tanggal 29 Juli 2018. Pada saat yang bersamaan, Pasrat Korps Marinir di bawah komando Mayor Marinir Afrison Taufik juga melaksanakan proses reembarkasi pasukan dengan menggunakan LVT-7 dari pantai Kawaihae menuju KRI Makassar-590.
Perwira Embarkasi Pasukan Kapten Marinir Dhani Widiyanta menilai bahwa unsur Kavaleri Korps Marinir TNI AL saat ini merupakan salah satu satuan yang juga berperan penting dalam pelaksanaan operasi pendaratan amfibi karena prajurit Marinir pada dasarnya adalah pasukan pendarat amfibi sehingga Korps Marinir benar-benar membutuhkan pengawak-pengawak kendaraan tempur kavaleri yang andal dan terlatih.
Sementara itu, Komandan Satgas Rimpac Mayor Marinir Aristoyuda mengatakan, latihan debarkasi dan reembarkasi merupakan salah satu materi yang dilatihkan dalam Latma Rimpac 2018, dengan harapan bahwa dalam latihan puncak, yaitu pendaratan amfibi dapat berjalan dengan lancar dan aman.
Dalam proses latihan debarkasi dan reembarkasi, pasukan infanteri dan unsur bantuan administrasi (banmin) masuk ke dalam LVT-7 untuk dibawa langsung ke KRI Makassar-590. "Secara teori, spesifikasi dan kemampuan kendaraan tempur LVT-7 sangat bagus untuk melaksanakan proses debarkasi dan reembarkasi pasukan. Jadi dengan kegiatan latihan ini, seluruh unsur pasrat dan KRI dapat melaksanakan proses integrasi dengan maksimal. Alhamdulillah, semua kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan aman," kata Komandan Satgas Rimpac.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018