Surabaya (Antaranews Jatim) - Universitas Surabaya bekerja sama dengan PT Kalbe Farma TBk melalui anak usaha PT Bintang Toedjoe dan Hanbang Bio (Kyung Hee University) Korea Selatan, mendirikan laboratorium kultur jaringan guna mengembangkan dan mengurangi impor ginseng di Indonesia.

Laboratorium diresmikan oleh Direktur Pengembangan Teknologi Industri Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Dr Hotmatua Daulay bersama Rektor Ubaya Prof Joniarto Parung, Presiden Direktur PT Kalbe Farma TBk Vidjongtius dan Presiden Direktur Hanbang Bio Prof Deok-Chun Yang di lantai Fakultas Teknobiologi Ubaya, Rabu.

Direktur Pengembangan Teknologi Industri Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Dr Hotmatua Daulay mengapresiasi dan mendukung kerja sama Ubaya Kalbe dan Kyung Hee University. Kerja sama itu, kata dia merupakan simbol hubungan yang saling membutuhkan antara industri dengan perguruan tinggi.

"Kami sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang meningkatkan sumber daya alam (SDA) Indonesia dan juga meningkatkan produk kesehatan, baik bahan baku farmasi dan alat kesehatan yang hampir 80 persen masih impor. Dengan kita kita akan bisa meningkatkan dalam bidang kesehatan dan obat," katanya.

Rektor Ubaya mengatakan laboratoium ini merupakan wujud kerja sama ideal yang diidam-idamkan antara universitas, industri yang akan bermanfaat tidak hanya bagi industri tapi juga untuk sosial.

"Ubaya mendukung terus berbagai kerja sama seperti ini dan tentu harapannya kerja sama ini bukan hanya di produk ginseng. Bagi Ubaya, menghasilkan produk penelitian yang bermanfaat bagi industri dan sosial adalah impian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang tentu tidak bisa dilakukan sendiri," kata dia.

Joni mengatakan selain kerja sama dengan industri juga dengan perguruan tinggi dengan Kyung Hee University. kerja sama ini ke depan menghasilakan produk nyata bisa dimanfaatkan dan mengundang masyarakat serta perguruan tinggi lain untuk terlibat.

Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius mengatakan peresmian laboratorium kultur jaringan ini merupakan bentuk komitmen Kalbe dalam mendukung terciptanya industri farmasi yang terintegrasi, khususnya dalam hal kemandirian bahan baku produk serta inovasi untuk memberi nilai tambah bagi produk yang dihasilkan.

"Kami berharap laboratorium ini dapat menjadi Pusat Penelitian Kultur Jaringan di Indonesia yang dapat menghasilkan produk berkualitas yang dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia," kata Vidjongtius.

Dia menjelaskan, total investasi laboratorium pada tahap awal mencapai Rp6 miliar yang digunakan untuk membangun fasilitas laboratorium dan alat pendukuing lainnya. Kalbe juga mengalokasikan Rp200 miliar untuk investasi produksi inviltro dan benih exvitro sampai dengan tahun 2022.

"Saat ini Kalbe melalui PT Bintang Toedjoe melakukan impor ginseng sebanyak 50 ton per tahun sebagai bahan baku utama produk Extra Joss. Dengan demikian peran Laboratorium ini sangat penting bagi PT Bintang Toedjoe untuk mengurangi ketergantungan impor dengan cara melakukan produksi secara mandiri melalui teknik produksi invitro," katanya.

Sementara Presiden Direktur Hanbang Bio Prof Deok-Chun Yang mengemukakan pihaknya memutuskan untuk bekerja sama dengan ubaya dan PT Kalbe Farma Tbk dalam upaya industrialisasi ginseng melalui teknik kultur jaringan.

Menurutnya dengan kerja sama itu, membuaty ginseng yang dipercaya sebagai tanaman herbal terbaik lebih dekat ke masyarakat serta mengembangkan produk terbaik untuk kesehatan masyarakat Indonesia pada khususnya dan juga Asia Tenggara nantinya.

"Tidak menutup kemungkinan, tanaman herbal asli Indonesia juga bisa dikembangkan lebih lanjut dan Hanbang Bio Laboratory, holding company dari Kyung Hee University sangat terbuka untuk menjembatani riset kolaborasi lainnya," katanya.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018