Jember (Antaranews Jatim) - Kementerian Luar Negeri menggandeng Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Jember (Unej) untuk membantu membuka peluang ekspor kopi dan kakao ke Amerika Latin dan Karibia.

Direktur Amerika II Kemenlu RI Julang Pujianto mengatakan Kemenlu giat melakukan diplomasi ekonomi melalui 131 perwakilannya di seluruh dunia, sehingga pihaknya gencar membuka peluang ekspor ke berbagai negara yang selama ini bukan menjadi pasar tradisonal produk ekspor Indonesia, di antaranya kawasan Amerika Latin dan Karibia.

"Untuk itu, kami turun langsung ke Jember untuk mencari data terkait kopi dan kakao. Apalagi kopi menjadi salah satu produk ekspor andalan Indonesia karena tahun 2017 lalu tercatat memberikan pemasukan sebesar 2 miliar dollar lebih," katanya dalam siaran pers yang diterima Antara di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu.

Untuk merintis peluang ekspor di kawasan baru, lanjut dia, tentunya diperlukan informasi yang akurat, sehingga Kemenlu RI menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, salah satunya dengan Universitas Jember melalui LP2M yang membawahi Center for Research in Social Sciences and Humanities (C-RiSSH), Kelompok Riset Kopi, dan Kelompok Riset Kakao.

"Selain mencari informasi akurat, Kemenlu menjalin perjanjian dagang, serta melaksanakan berbagai pameran dagang, sehingga kami gelar sarasehan dengan mengundang pemerintah daerah, petani serta pengusaha kopi dan kakao di Besuki Raya untuk mengikuti 'Latin America and The Carribean Business Forum' yang akan diselenggarakan pada Oktober 2018," katanya.

Diplomat Kemenlu RI yang khusus mempromosikan kopi R. Prayono Atiyanto mengatakan kawasan Amerika Latin dan Karibia memiliki potensi sebagai pasar kopi baru Indonesia karena populasinya yang cukup besar mencapai 652 juta jiwa dengan GDP total mencapai 5,94 triliun dollar per tahun.

"Oleh karena itu perwakilan Kemenlu RI di kawasan Amerika Latin dan Karibia terus mengumpulkan data intelejen pasar yang meliputi jenis kopi yang diminati, tingkat konsumsi kopi, kompetitor produk kopi Indonesia, kebijakan regulasi yang ada, hingga daftar importir kopi di kawasan Amerika Latin dan Karibia," ucap diplomat senior yang dijuluki Duta Besar Kopi Indonesia itu.

Bahkan Kementerian Luar Negeri sudah menandatangani perjanjian dagang dengan Chili, salah satu negara di kawasan Amerika Latin hingga barang Indonesia yang masuk ke Chili tidak dikenai pajak.

Ia juga mengingatkan ekspor kopi ke kawasan Amerika Latin dan Karibia bukan tanpa tantangan karena masalah jarak dan persaingan dengan kompetitor harus tetap diwaspadai oleh petani dan pengusaha kopi Indonesia.

"Di kawasan benua Amerika, ada Brasil yang menjadi produsen kopi terbesar di dunia, sehingga petani, pengusaha kopi, dinas terkait hingga Bank Indonesia Jember tetap memberikan perhatian kepada pasar tradisional kopi Indonesia seperti negara-negara Eropa dan Amerika Utara," ujarnya.

Menurutnya Indonesia juga terus membina peluang usaha dengan pasar baru kopi Indonesia seperti Australia, China, Korea Selatan, Mesir, dan Selandia Baru karena kawasan Besuki Raya memiliki banyak potensi seperti kopi, kakao, dan tembakau cerutu yang memiliki peluang besar untuk menembus pasar ekspor.

"Kopi, kakao, dan cerutu itu produk yang terkait erat dengan 'life style', jadi tinggal bagaimana mengemasnya menjadi produk yang layak ekspor," katanya.

Informasi dari Duta Besar Kopi Indonesia disambut positif oleh pembicara dari Unej Prof Achmad Subagio yang mengatakan kalangan akademisi dan pelaku pasar dapat mendapatkan data intelejen pasar langsung dari pihak yang kompeten seperti Kemenlu RI dalam kegiatan sarasehan tersebut. 

"Ke depan kami akan memanfaatkan Science Techno Park Universitas Jember yang tengah dibangun sebagai wahana untuk memfasilitasi antara petani, pengusaha, akademisi, pemangku kebijakan dan pasar," ucap pakar Mocaf itu.

Sementara itu, Bupati Bondowoso Amin Said Husni menyatakan kesiapannya untuk mengekspor kopi Bondowoso ke kawasan Amerika Latin dan Karibia karena kualitas kopi Bondowoso sudah dikenal di dunia.

Sarasehan Kemenlu kerja sama dengan Unej yang digelar di Kabupaten Jember pada Selasa (17/7) menghadirkan pemateri yakni Bupati Bondowoso Amin Said Husni, Wakil Ketua Indonesian Speciality Coffee Daroe Handojo, dan Executive Vice President PT. Mutuagung Lestari Tati Maryati.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan diskusi, yang menghasilkan target rencana ekspor kopi ke kawasan Amerika Latin dan Karibia dari kawasan Besuki Raya dalam jangka waktu setahun.*

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018