Surabaya (Antaranews Jatim) - 59,29 persen jamaah calon haji yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 1 dan 2 Embarkasi Surabaya tergolong berisiko tinggi, kata pejabat Dinas Kesehatan setempat.

Mereka adalah Jamaah Calon Haji asal Kabupaten Situbondo dan Bondowoso, Jawa Timur, seluruhnya berjumlah 900 orang, yang hari ini telah diberangkatkan ke Tanah Suci.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Kohar Hari Santoso kepada wartawan di Surabaya, Selasa, menyebut 59,29 persen jamaah calon haji kloter 1 dan 2 yang tergolong berisiko tinggi tersebut rata-rata berusia di atas 60 tahun.

"Kebanyakan memiliki riwayat penyakit seperti darah tinggi dan diabet," katanya.

Data itu diperoleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur setelah melakukan pemeriksaan kesehatan sebagai syarat jamaah haji yang dinyatakan ?istitoah? atau mampu untuk diberangkatkan ke Tanah Suci.

Berdasarkan pengalaman pelaksanaan haji tahun-tahun sebelumnya, menurut Kohar, memang banyak jamaah calon haji yang tidak istitoah. Dia menyebut jamaah calo haji yang berisiko tinggi pada tahun lalu mencapai hampri 60 persen.

"Banyak yang tidak mampu dalam menunaikan ibadah haji dari segi kesehatannya. Sehingga sebagian besar dari jamaah calon haji kita hanya bisa terbaring selama berada di Tanah Suci," katanya.

Dia berharap agar kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tentang kelayakan kesehatan haji dapat di dukung oleh semua pihak.

"Kebijakan kesehatan ini sebenarnya sudah sesuai dengan Syariat Islam. Sehingga yang sudah dinyatakan tidak istitoah semestinya tidak perlu memaksa berangkat ke Tanah Suci," ucapnya. (*)

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018