![pinterest](https://pinterest.com/pin/create/button/?url=https://jatim.antaranews.com/berita/258978/ritual-manten-kopi-digelar-di-kebun-kopi-karanganjar-blitar&media=https://cdn.antaranews.com/cache/1200x800/2018/06/Tradisi-Temanten-Kopi-300618-IA-5.jpg&description=Ritual "Manten Kopi" Digelar di Kebun Kopi "Karanganjar" Blitar){kind=link}
Blitar (Antaranews Jatim) - Pemilik Kebun Kopi "Karanganjar" di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, menggelar ritual "Manten kopi", sebagai harapan atau doa agar hasil panen kopi melimpah.
"Kami menggelar kegiatan ini untuk melestarikan budaya leluhur, sekaligus sebagai permohonan agar panen kopi kali ini bisa melimpah," kata Pengelola Kebun Kopi "Karanganjar" Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Wima Bramantya di Blitar, Sabtu.
Ia menambahkan, ritual ini sekaligus upaya untuk menarik kunjungan wisatawan ke tempat ini, baik domestik maupun mancanegara. Di tempat ini bukan hanya ada kebun kopi, tapi dilengkapi dengan berbagai fasilitas termasuk untuk tempat menginap.
Ritual ini diawali dari depan wisma loji di area kebun. Rombongan pengiring manten juga membawa berbagai macam sesaji lengkap untuk ritual misalnya bunga. Rombongan pengiring juga langsung menuju ke lokasi perkebunan.
Setelah tiba, sesepuh desa lalu meletakKan sesaji di bawah pohon kopi dan memanjatkan doa. Sesepuh desa tersebut juga membakar dupa dan kemenyan, sehingga aroma khas dupa dan kemenyan langsung semerbak ke sekitar lokasi.
Sesepuh desa lalu memotong dahan kopi yang banyak berisi buah kopi kemudian dibungkus dengan kain berwarna putih. Selanjutnya, para pekerja juga langsung mengikuti sesepuh itu, saat proses ritual dengan memetik kopi masih berlangsung.
Kegiatan ritual memetik kopi tersebut bukan hanya diikuti para pekerja tapi termasuk wisatawan asing. Mereka tertarik dengan proses ritual yang mereka anggap unik. Bahkan, wisatawan asing ini juga sempat memetik kopi. Seluruh hasil memetik kopi itu ditaruh ke dalam tempat yang terbuat dari bambu.
Kopi yang telah dipetik tersebut diarak menuju tempat pesanggrahan dan selanjutnya diserahkan ke pengelola dan pemilik kebun kopi, sebagai simbol panen raya kopi telah dimulai.
Para wisatawan yang ikut memetik kopi mengaku mayoritas baru pertama kali ikut dan melihat ritual tersebut. Mereka merasa kagum dengan kebudayaan di Indonesia, sehingga sengaja datang untuk mengabadikan.
"Ini menarik sekali, jadi saya sengaja datang ke kebun kopi. Saya juga senang minum kopi," kata Alan Sage, salah seorang wisatawan asal Inggris.
Sementara itu, hasil petikan tersebut juga digiling, sebagai pertanda dimulainya proses penggilingan kopi. Perusahaan juga sangat berterimakasih, sebab kegiatan ritual ini bisa berjalan dengan lancar.
Luas Kebun Kopi "Karanganjar" di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, itu hingga 206 hektare. Rata-rata dari hasil kopi yang ditanam oleh perusahaan, bisa menghasilkan hingga 100 ton kopi. Untuk penjualan, selain memenuhi pasar dalam dan luar negeri, juga dikemas sendiri dijual ke wisatawan yang berkunjung ke kebun kopi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Kami menggelar kegiatan ini untuk melestarikan budaya leluhur, sekaligus sebagai permohonan agar panen kopi kali ini bisa melimpah," kata Pengelola Kebun Kopi "Karanganjar" Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Wima Bramantya di Blitar, Sabtu.
Ia menambahkan, ritual ini sekaligus upaya untuk menarik kunjungan wisatawan ke tempat ini, baik domestik maupun mancanegara. Di tempat ini bukan hanya ada kebun kopi, tapi dilengkapi dengan berbagai fasilitas termasuk untuk tempat menginap.
Ritual ini diawali dari depan wisma loji di area kebun. Rombongan pengiring manten juga membawa berbagai macam sesaji lengkap untuk ritual misalnya bunga. Rombongan pengiring juga langsung menuju ke lokasi perkebunan.
Setelah tiba, sesepuh desa lalu meletakKan sesaji di bawah pohon kopi dan memanjatkan doa. Sesepuh desa tersebut juga membakar dupa dan kemenyan, sehingga aroma khas dupa dan kemenyan langsung semerbak ke sekitar lokasi.
Sesepuh desa lalu memotong dahan kopi yang banyak berisi buah kopi kemudian dibungkus dengan kain berwarna putih. Selanjutnya, para pekerja juga langsung mengikuti sesepuh itu, saat proses ritual dengan memetik kopi masih berlangsung.
Kegiatan ritual memetik kopi tersebut bukan hanya diikuti para pekerja tapi termasuk wisatawan asing. Mereka tertarik dengan proses ritual yang mereka anggap unik. Bahkan, wisatawan asing ini juga sempat memetik kopi. Seluruh hasil memetik kopi itu ditaruh ke dalam tempat yang terbuat dari bambu.
Kopi yang telah dipetik tersebut diarak menuju tempat pesanggrahan dan selanjutnya diserahkan ke pengelola dan pemilik kebun kopi, sebagai simbol panen raya kopi telah dimulai.
Para wisatawan yang ikut memetik kopi mengaku mayoritas baru pertama kali ikut dan melihat ritual tersebut. Mereka merasa kagum dengan kebudayaan di Indonesia, sehingga sengaja datang untuk mengabadikan.
"Ini menarik sekali, jadi saya sengaja datang ke kebun kopi. Saya juga senang minum kopi," kata Alan Sage, salah seorang wisatawan asal Inggris.
Sementara itu, hasil petikan tersebut juga digiling, sebagai pertanda dimulainya proses penggilingan kopi. Perusahaan juga sangat berterimakasih, sebab kegiatan ritual ini bisa berjalan dengan lancar.
Luas Kebun Kopi "Karanganjar" di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, itu hingga 206 hektare. Rata-rata dari hasil kopi yang ditanam oleh perusahaan, bisa menghasilkan hingga 100 ton kopi. Untuk penjualan, selain memenuhi pasar dalam dan luar negeri, juga dikemas sendiri dijual ke wisatawan yang berkunjung ke kebun kopi. (*)
Editor : Slamet Hadi Purnomo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018