Banyuwangi (Antaranews Jatim) - Sebanyak 300 pemuda yang tergabung dalam 140 tim mengikuti kopentisi usaha rintisan di bidang pertanian yang digelar Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Sabtu mengatakan, ajang "Agribusiness Startup Competition" yang rangkaiannya dimulai Maret lalu itu kini sudah memasuki babak final yang menyisakan 30 peserta yang lolos.

Para finalis itu, katanya mempresentasikan profil bisnis, rencana pengembangan usaha, pemasaran, dan prototipe produk di hadapan juri dari kalangan praktisi pertanian sukses dan akademisi.

"Ini inovasi untuk menjaring anak-anak muda agar mau terjun ke bisnis pertanian. Kita tunjukkan bahwa bisnis pertanian punya prospek cerah dan layak jadi sandaran hidup di masa depan," ujarnya.

Anas mengatakan, regenerasi petani adalah isu penting pertanian Indonesia. Berdasarkan Sensus Pertanian BPS, 61 persen petani berusia lebih dari 45 tahun, serta 72 persen berpendidikan SD. Jumlah rumah tangga petani terus menurun dari 79,5 juta (2008) menjadi 63,6 juta (2013).

"Maka kita perlu cara kreatif untuk melahirkan generasi muda petani yang inovatif, visioner, melek teknologi. Agribusiness Startup Competition hanya salah satu cara mendekatkan bisnis pertanian ke anak muda,” ujar Anas.

Ke depan, katanya, kompetisi itu akan diperbesar skalanya dengan melibatkan perbankan. Kalau sekarang baru Rp100 juta, ke depan ada hadiah modal lebih besar untuk anak-anak muda pegiat pertanian. Manajemennya juga didampingi agar bisnisnya matang.

Bisnis yang disajikan ratusan peserta ajang ini bermacam-macam, mulai olahan buah naga, olahan sayur kelor, pupuk organik, olahan peternakan-perikanan, hingga bunga.

Istivada, misalnya, salah satu peserta yang menggarap usaha olahan sayur kelor bergizi tinggi untuk pembentukan kalsium tubuh.

"Di Banyuwangi, kelor melimpah, hampir semua halaman rumah bisa ditanami kelor. Saya ingin mengolahnya menjadi beragam varian, seperti snack bar, teh, dan kukis kelor," tutur dara asli Banyuwangi lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.

Mengerjakan proyek ini, Istivada menggandeng tiga temannya. Hal itu didasari keinginannya untuk tidak mencari pekerjaan, tetapi menciptakan lapangan pekerjaan dengan cara mengembangkan bisnis sendiri. 

"Bekal ilmu selama kuliah kami gunakan untuk menggarap produk-produk pertanian lokal yang potensial," katanya. 

Finalis lainnya adalah Deny Setiawan bersama dengan empat kawannya. Dia mengusung merek ”Pored” yang mengolah buah naga menjadi beragam produk, mulai lulur, lip balm, selai, sirup, hingga minuman instan siap seduh.

"Saat ini kami memasarkannya lewat online. Dengan ikut kompetisi ini, semoga produk kami lebih dikenal sekaligus difasilitasi pengurusan legalitas produknya," kata anak muda Banyuwangi lulusan Fakultas Pertanian Universitas Jember ini.

Ada pula Dadang Setiawan, anak muda dari Kecamatan Srono yang menggarap olahan ikan gurame. "Kebetulan daerah kami adalah sentra ikan gurame. Maka terpikirlah bagi kami untuk membuat olahan gurame," ujarnya.(*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018