Tulungagung (Antaranews Jatim) - Calon Bupati Margiono dan para jurkam lokal yang diundang berorasi di atas paggung kampanye terbuka di lapangan GOR Lembupeteng, Tulungagung, Jawa Timur berulangkali menyinggung isu korupsi sebagai janji politiknya untuk menyelenggarakan pemerintahan bersih dari KKN.

Tampil dengan setelan batik warna lembut, Margiono dan pasangannya di Pilkada Tulungagung, Eko Prisdianto mendapat sambutan cukup seru dari ribuan pendukungnya yang datang dari berbagai pelosok desa dan kecamatan.

Margiono naik ke atas panggung dengan didampingi istri, sebelum akhirnya berkesempatan menyampaikan orasi politik menghadapi puncak perhelatan Pilkada Tulungagung pada 27 Juni mendatang.

"Misi saya nanti, misi kami, adalah membangun Tulungagung yang lebih baik. Insya Allah dengan dukungan `panjenengan` (kalian) semua, hal itu akan lebih mudah terwujud," kata Margiono mengawali pidato politiknya.

Sempat menghadirkan keempat anaknya yang masih di bawah umur juga putri sang wakil, Eko Prisdianto, ke atas panggung, Margiono tak banyak mengupas program kerja maupun visi-misi kepada para pendukungnya yang membawa aneka atribut parpol pengusung.

Ia dan Eko kompak menjadikan jargon lawas "Membawa Perubahan Menuju Tulungagung yang Lebih Baik" serta isu baru KKN dan Korupsi sebagai kata kunci untuk memenangi Pilkada Tulungagung 27 Juni nanti.

Isu serupa berulangkali disuarakan juru kampanye lokal dari perwakilan (ketua) sembilan parpol pengusung yang diberi kesempatan berorasi bergiliran, sebelum Margiono dan Eko Prisdianto.

"Duwite akeh gajine yo akeh, lek panggah korupsi yo kebangetan (uangnya banyak, gajinya juga banyak. Tapi kalau tetap saja korupsi itu namanya keterlaluan). Cukup. Gaji sama tunjangan sudah cukup," kata Margiono dari atas panggung kampanye.

Setiap isu korupsi didengungkan Margiono, sambutan massa langsung bergemuruh.

Teriakan nyinyir terdengar bersahutan dengan menyindir paslon lawan yang tengah terjerat isu korupsi dan menjalani penahanan di KPK.

"Yen jelas-jelas korupsi lapo dipilih (Kalau jelas-jelas korupsi kenapa dipilih)". Suara lain menimpali "Mending pilih liyane. Pokoke 2018 Bupatine kudu ganti (Lebih baik pilih yang lain/baru. Pokoknya tahun 2018 ini bupati harus hanti),"

Margiono melanjutkan orasi politik dengan menyeru pada pendukungnya agar masyarakat Tulungagung bersatu dan menggunakan hak pilih pada 27 Juni mendatang, dan memilih pasangan nomor urut satu (1).

Margiono mengaku akan malu apabila tidak bisa menjadikan kotanya menjadi lebih baik.

"Uang APBD sepenuhnya digunakan untuk rakyat, jangan sampai dicuri. Pemimpin kalau terbukti tidak baik, curang, korupsi, KKN, panjenengan geruduk saja. Panjenengan gantung saja. Nanti," ucap Margiono yang saat ini nonaktif sebagai Ketua PWI tersebut.

Senada dengan Margiono, Calon Wakil Bupati Tulungagung Eko Prisdianto juga berkomitmen untuk tidak melakukan tindak pidana korupsi apabila mendapatkan amanah dari rakyat Tulungagung.

Pihaknya mengaku telah merancang sejumlah program strategis pebangunan bersama Margiono, untuk lima tahun ke depan.

"Saya dan pak Margiono sudah sepakat gaji dan tunjangan sudah cukup. Tidak akan mengotak-atik APBD. Saya nanti selain jadi wakil juga masih jadi dalang. Makanya silahkan tetap `nanggap` saya biar tidak korupsi," selorohnya disambut tepuk tangan para simpatisan.

Eko juga sempat menyentil kasus hukum yang kini sedang dialami oleh calon bupati yang menjadi rival politiknya.

Pihaknya memastikan kasus tersebut tidak ada kaitannya dengan pencalonnya bersama Margiono.

"Masyarkat Tulungagung sudah pintar dan cerdas tidak usah menjelek-jelekkan sana sini, tapi anda semuanya sudah tahu apa yang terjadi di Tulungagung saat ini. KPK tidak bisa diintervensi tidak bisa disetir, entah itu korban politik atau apa tidak ada. kita bersihkan korupsi dari Tulungagung," teriak Eko. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018