Madiun (Antaranews Jatim) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI (Menristekdikti RI) M. Nasir menginginkan agar Madiun menjadi pusat pengembangan kereta api Indonesia seiring dengan adanya kerja sama antara pendidikan dan industri yang dilakukan Politeknik Negeri Madiun dengan PT INKA (Persero).

"Ini adalah langkah maju adanya kerja sama antara pendidikan dan industri. Yakni kerja sama yang dilakukan antara Politeknik Negeri Madiun degan PT INKA (Persero)," ujar M. Nasir saat melakukan kunjungan kerja ke PT INKA (Persero) Madiun dalam rangka penandatanganan kontrak kerja sama PT INKA (Persero) dengan Politeknik Negeri Madiun, di Kota Madiun, Jumat.

Adapun penandatanganan dilakukan oleh Direktur Politeknik Negeri Madiun M. Fajar Subkhan dan Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro yang disaksikan langsung oleh Menristekdikti M Nasir dan Menteri BUMN, Rini Soemarno.

Menristek menilai, dua-duanya, baik Politeknik Negeri Madiun maupun PT INKA, menjadi hal yang sangat penting dalam perkembangan pendidikan dan kebutuhan industri yang sekarang sedang digalakkan oleh pemeritah.

"PT INKA dibawah Kementerian BUMN yang mengoordinasikan penggunaan industri maupun industrinya dan kami adalah penyedia sumber daya manusianya lalu di-link-kan menjadi satu yang menurut saya harus terus didorong. Dengan ini mudah-mudahan Madiun menjadi pusat pengembangan kereta api di Indonesia," katanya.


Pihaknya ingin agar tahun ajaran baru 2018, kerja sama tersebut telah terwujud. Adapun program studi nantinya disebut program studi perkeretaapian.

"Saya ingin ini harus jadi. Prodi Perkeretaapian itu nanti konsenterasinya disesuaikan kebutuhan perkeretaapian, seperti persinyalan, gerbong, bogie maupun rel," kata dia.

Terkait tenaga dosennya, nantinya akan diambilkan dari tenaga ahli PT INKA yang totalnya mencapai 142 orang. Bahkan pihaknya siap melakukan rekognisi pembelajaran lampau (RPL).

"Untuk menjadi dosen itu latar belakangnya minimal harus S2. Kalau tenaga ahli dari INKA itu program studinya masih D3 atau SI, tentu tidak cukup. Maka dengan RPL, pengakuan masa pembelajaran di industri akan kami perhitungkan dengan menggunakan Kualifikasi Kompetensi Nasional Indonesia (KKNI) yang diukur melalui Standar Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)," terang dia.

Sesuai aturan, KKNI akan membuat tingkatan atau "grading" seseorang memiliki kemampuan setara S2 dan S3. Jika KKNI-nya memenuhi, lanjutnya, maka akan dimasukkan di level 8 atau 9. Kasus yang sama sebelumnya juga dilakukan di Poltek Maritim Indonesia di Semarang.

Menteri M. Nasir menambahkan, kerja sama antara Kemenristekdikti dan Kementerian BUMN ini sengaja dilakukan sebagai bentuk sinergi penyiapan SDM yang mumpuni guna menjawab kebutuhan transportasi Indonesia di masa mndatang.

Maka dari itu dukungan PT INKA (Persero) dinilai sangat penting. Harapannya, para lulusan Politeknik Negeri Madiun nantinya dapat masuk ke dunia industri perkeretaapian.

Sementara itu Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro menyatakan INKA siap memberikan dukungannya atas kerja sama tersebut. "Kami sangat mendukung dan siap mewujudkan SDM yang andal," kata Dirut INKA.

Dalam kunjungan kerja tersebut, Menristekdikti dan rombongan juga meninjau ruang divisi teknologi dan area `workshop` PT INKA. Setelah itu, rombongan juga mengunjungi kampus II Politeknik Negeri Madiun yang berada di Ring Road Kota Madiun, Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo. (*)
Video Oleh Louis Rika

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018